METROPOLITAN.id - Warga di Kecamatan Rumpin tepatnya di Kampung Kantalarang RT 02/05, Desa Leuwibatu, Kecamatan Rumpin mulai merasakan kekeringan. Mereka terpaksa mulai turun ke sungai atau Kali Cikaniki untuk mencuci hingga mandi. Salah satu warga yang memanfaatkan Kali Cikaniki adalah Siti Patimah. Perempuan 30 tahun asal Kampung Kantalarang, Rumpin itu selalau tutun ke sungai setiap pagi karena air di rumahnya sudah terbatas. "Sudah dua bulan tidak turun hujan, kami warga sini terpaksa harus turun untuk mencuci," kata Siti Patimah (30) saat ditemui Metropolitan di Sungai Cikaniki, Selasa (02/07). Kali Cikaniki sebetulnya tercemar limbah. Fatimah pun menyadari itu namun karena sumur mulai mengering mereka terpaksa menghemat pengeluaran air dengan memanfaatkan sungai. "Iya katanya udah tercemar\. Tapi mau gimana lagi, tidak ada pilihan semenjak sumur kering," ungkapnya. Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin mengaku sudah menerima laporan di sejumlah wilayahnya yang mulai mengalami kekeringan dan kesulitan air saat memasuki pertengahan tahun ini. ”Saya dapat laporan beberapa wilayah mulai mengalami kekeringan. Di antaranya Jonggol, Cibadak-Ciampea, Sukamakmur dan beberapa daerah lainnya,” kata Ade Yasin usai ditemui Metropolitan di kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP), kemarin (1/7). Meski beberapa wilayah mengalami kesulitan air bersih dan mulai terdampak kekeringan, dirinya mengakatan sejauh ini kondisinya masih dalam taraf aman terkendali. ”Memang beberapa wilayah lebih ’parah’ ya dibanding yang lainnya. Yang kelihatan itu di Bogor Timur yang sedikit lebih kering dibanding lainnya,” terangnya. Menindaklanjuti kekeringan ini, Ade Yasin mengatakan Pemkab Bogor baru fokus melayani laporan kekeringan dengan mengirim pasokan air bersih melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor. Dirinya tegas meminta BPBD sigap dalam menerima laporan dan melayani warga yang memerlukan pasokan air bersih. (mul/ryn/fin)