Acara nikah dan khitanan massal yang digelar untuk memperingati Hari Bakti Adhyaksa ke-59 berlangsung meriah. Bahkan, pasangan suami-istri yang telah lanjut usia turut memeriahkan acara yang digelar di Jalan Raya Cimalati, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
ISTRI Kepala Jaksa Agung (Kejagung) RI, Ros Ellyana Prasetyo, mengatakan bahwa acara ini merupakan rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-19 Ikatan Adhyaksa Dharmakartini.
Sedikitnya ada 104 anak yang ikut dalam khitanan massal dan 86 peserta pasangan nikah massal. “Totalnya ada 242 orang menjadi peserta tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA),” ungkap Ros.
Ia mengatakan, para peserta yang meramaikan acara datang dari berbagai kota, meliputi Kabupaten Kota Sukabumi, Kota Depok,
DKI, Kota Bekasi, Kabupten Cianjur, Kabupaten Bogor dan Kota Bogor.Kota Sukabumi, Kota Depok,
”Gerakan Indonesia Bersih juga akan dilaksanakan di wilayah Jakarta pada Agustus 2019. Rencananya, operasi hernia gratis akan dilaksanakan di Jakarta,” jelasnya.
Ros meyakini acara ini dapat membantu meringankan masyarakat yang memiliki anak tapi belum mampu menggelar khitanan. “Termasuk membantu warga yang belum memiliki surat nikah secara sah dari KUA,” tuturnya.
Wakajati Jabar Ari Arifin menjelaskan soal pentingnya kepemilikan akta nikah. ”Kutipan akta nikah itu sangat penting bagi masyarakat yang telah berkeluarga karena akan menjadi bukti yang dibutuhkan untuk kepastian hukum ke depan dalam keluarga, termasuk pembagian waris suami atau istri dan anaknya,” ungkap Ari.
Sementara salah satu peserta pasangan nikah massal, Adul (65) dan Namih (55) warga Kampung Rawabogo, RT 05/18, Kelurahan Jatimekar, Kota Bekasi, mengaku senang karena bisa jadi peserta nikah massal.
Sebab sejak menikah pada 1979, ia mengaku tak mengantongi surat nikah. “Dulu kan nikah siri. Alhamdulillah sekarang ada program seperti ini,” kata Adul yang sudah memiliki sembilan cucu itu.
Lain Adul lain pula cerita Rehan (2), putra pertama pasangan Ahmad dengan Mimin yang jadi peserta khitanan massal.
Saat acara berlangsung, Rehan tampak menangis terus-terusan. Rupanya ia menangis karena menginginkan mainan Tayo yang sempat dijanjikan orang tuanya sebelum dikhitan.
”Iya, Rehan dijanjikan mau dibeliin Tayo (mobil mainan, red) kalau mau disunat,” ungkap sang ayah, Ahmad. (hep/feb/run)