Minggu, 21 Desember 2025

9 Pelajar Terlibat Pembacokan Siswa SMP

- Rabu, 24 Juli 2019 | 11:35 WIB

METROPOLITAN- Masih ingat kasus teror celurit yang terjadi di Kampung Nangewer, Desa Bojongasih, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, Kamis (18/7/2019) lalu? Polisi mengungkap pelaku yang mengacungkan celurit kepada Daffa Ardyana Ekaputra (14 tahun), siswa SMPN 1 Parakansalak.

Kanit Reskrim Parakansalak Bripka Sidik Wahyudi mengaku telah mengantongi identitas pelaku. Sedikitnya ada sembilan orang yang terlibat dalam insiden tersebut.  “Semuanya itu siswa sebuah SMP di Kalapanunggal. Mereka masih kelas IX,”ungkap Sidik.

Ia mengaku telah melakukan penyidikan tinggal menentukan status tersangka. Namun, Sidik mengaku ada permohonan dari orang tua untuk tidak melakukan penahanan.

“Kita tidak melakukan penahanan dan sudah diserahkan ke masing-masing orang tua dan sekolah, biar tidak mengganggu aktivitas belajar mereka," ujar dia.

Pelaku sengaja melakukan perbuatan tersebut dengan tujuan untuk mengibarkan nama sekolahnya namun dengan cara yang salah. "Hasil pemeriksaan sementara, judulnya mantek. Mantek itu mencari siswa sekolah lain diibaratkan kayak naikin bendera bahwa sekolah mereka lebih unggul tapi dengan cara yang salah. Jadi siapapun siswa SMP yang berpapasan dengan mereka di hajar," ujar Sidik.

Sidik mengungkapkan, yang membawa cerulit berinisial D. Selain cerulit, para pelajar itu membawa gergaji, golok dan sabuk. Pada saat kejadian, sembilan orang pelajar tersebut mengendarai tiga motor. Satu motor berboncengan tiga. Selain mengamankan barang bukti, sepeda motor yang dikendarai pelajar tersebut diamankan.

Dalam kejadian tersebut salah satu pelajar berinisial I yang membawa sabuk melukai salah seorang pelajar SMPN 1 Parakansalak.

"Rombongan pelajar ini berpapasan dengan para korban. Langsung dikeluarin alat dan langsung di sikat," ujar Sidik.

Sementara itu, korban teror celurit Daffa Ardyana Ekaputra (14 tahun) saat ini masih dalam pemulihan akibat luka pada kepala dan bagian tubuhnya. "Sudah baik sekarang kondisinya," ujar Ayahnya Ridayana, ditemui di rumahnya di Kampung Ciburial RT 02/07, Desa Sukatani, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, Selasa (23/07/2019).

Rindayana mengatakan, semua luka lecet akibat kejadian tersebut sudah mengering. Namun, Daffa masih merasakan sakit ketika bergerak karena mengalami patah tulang di bagian bawah leher. "Di bahu masih terasa sakit, geraknya jadi keganggu," tuturnya. (skb/feb)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X