METROPOLITAN - Maraknya kecelakaan di perlintasan kereta api Bojonggede menjadi perhatian Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Saat datang ke Pendopo Bupati Bogor, Direktur Prasarana BPTJ Edi Nursalam menyebut pintu perlintasan kereta Bojonggede adalah salah satu dari seribu perlintasan yang ada di Jabodetabek untuk disegerakan dibangunnya perlintasan tidak sebidang. Anggarannya Rp50 miliar sampai Rp100 miliar. ”Nah, ini termasuk yang rawan dan menjadi pilihan utama. Dan ini baru pertama kalinya BPTJ membangun underpass,” katanya.
Langkah yang diambil BPTJ, menurut Edi, merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan bisa membantu daerah untuk membangun perlintasan tidak sebidang di jalan kabupaten/kota dan provinsi. Walau ada bantuan dari BPTJ, Pemerintah Kabupaten Bogor juga harus mengeluarkan uang untuk pembebasan lahan. ”Tahun ini baru satu (Martadinata, Kota Bogor). Kita sedang susun basic design untuk seluruh Jabodetabek. Nah, nanti secara bertahap kita pilih mana yang paling prioritas. Mana yang rawan, macet dan itu akan kita utamakan untuk dibangun bertahap tahun depan,” terangnya.
Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan yang ikut meninjau lokasi menuturkan, nantinya pemkab akan menanggung semua biaya pembebasan lahan untuk pembangunan underpass. Iwan menyebutkan titik awal underpass di kantor Kecamatan Bojonggede dan titik akhir akan berada di depan perumahan Griya Bambu Kuning. Pembebasan lahan itu diperkirakan akan memakan biaya Rp10 miliar. ”Anggaran untuk pembebasan itu sekitar Rp10 miliar. Hitungnya 200 lebih dikali 10 meter, berarti 2.000 dikali Rp5 juta,” jelasnya.
Selain untuk membangun underpass, Iwan juga menilai penataan permukiman kumuh yang ada di sepanjang pinggir jalan juga menjadi nilai tambah proyek pembangunan 2020 itu.
Kepala Desa Bojonggede Dede Malvina mengaku bahwa program pembangunan underpass atau flyover di pintu kereta Bojonggede mungkin bisa menjadi solusi dari kecelakaan yang sering terjadi di pintu kereta itu. Terlebih lagi belum lama ini pintu kereta Bojonggede merenggut nyawa sepasang suami istri. “Selain sering macet di pagi hari, memang kecelakaan di sini sudah tidak terhitung. Semoga progresnya lancar,” tandasnya. (cr2/b/els/run)