METROPOLITAN.ID - Hawa dingin yang menyelimuti hampir seluruh wilayah Kota maupun Kabupaten Bogor, terlebih pada malam hari menjadi banyak perbincangan khalayak. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga, Kabupaten Bogor, mencatat, hampir satu pekan suhu di Bogor menyentuh angka 20 hingga 21 derajat Celcius. Padahal, ini merupakan suhu normal untuk kawasan Puncak dan sekitarnya.
Bagian Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Dramaga, Kabupaten Bogor, Hadi Saputra, menjelaskan, dinginnya udara di hampir wilayah Bogor Raya lantaran efek puncak musim kemarau.
“Ini semua disebabkan tidak adanya awan pada malam hari, sehingga panas permukaan bumi atau gelombang panjang dipancarkan seluruhnya dan tak ada yang dipantulkan kembali ke bumi,” kata Hadi saat dikonfirmasi Metropolitan, kemarin.
Dinginnya suhu udara pada malam hari, sambung Hadi, akan terus berlangsung hingga pagi dan siang. Hawa dingin akan berkurang hingga menyerap energi gelombang pendek dari matahari. “Dari malam sampai jelang siang akan tetap dingin. Hingga bumi kembali menyerap energi gelombang pendek dari matahari, kemudian dipancarkan ke atmosfer. Nah, saat itulah kita akan kembali merasakan kehangatan atau panas bumi,” paparnya.
Bogor yang dikenal memiliki udara yang sejuk menjadi promadona bagi wisatawan sejak lama. Terlebih, banyaknya kabar yang memberitakan Bogor terus mendingin khususnya malam hari dimanfaatkan sebagian kalangan terlebih bagi mereka yang baru saja melangsungkan pernikahan. Seperti yang diungkapkan Abdul Qodir (30) warga Ciledug, Tangerang, Provinsi Banten. Pria yang baru saja melangsungkan pernikahannya tiga hari lalu tersebut mengaku memang ingin berbulan madu di Bogor. Bahkan dirinya mengaku sudah meminta dcarikan tempat yang tepat kepada kerabat yang tinggal di Bogor. "Sebenernya memang sebelum nikah ingin bulan madu di Bogor, karena udaranya sejuk, terlebih di kawasan Puncak. Saya juga sudah meminta kerabat untuk disediakan tempat berbulan madu. Eh, kebetulan denger kabar lagi dingin dinginnya, berkah buat kami," katanya sambil berkelakar.
Sementara itu, BMKG Stasiun Klimatologi Citeko, Forcaster Stamet Citeko Ronald C Wattimena. Meski fenomena dinginnya suhu udara merupakan hal wajar karena puncak kemarau, hawa dingin yang hampir melanda seluruh wilayah Bogor merupakan yang terdingin sejak lima tahun terakhir. Itu disebabkan suhu Puncak, Bogor, saat ini sudah menyentuh angka 15 hingga 22 derajat Celcius. “Suhu ini merupakan yang terdingin sejak 30 tahun terakhir,” ujarnya.
Jika mengacu data berdasarkan 30 tahun terakhir, suhu udara normal di Puncak pada pagi hari mencapai 19,3 hingga 20,0 derajat Celcius. Sementara siang hari 24,4 hingga 25,5 derajat Celcius. Sedangkan pada malam hari berkisar 21,3 hingga 22 derajat Celcius. “Terdingin untuk udara Puncak biasanya di angka 17,8 derajat Celcius. Tapi, sekarang udara suhunya mencapai 15 derajat Celcius. Ini yang terdingin,” tegasnya.
Tak hanya itu, sambung dia, suhu terdingin yang terjadi tahun ini dipengaruhi kondisi meteorologis, ditandai aktifnya monsun Australia. “Pada puncak kemarau umumnya suhu udara lebih dingin dan permukaan bumi lebih kering. Indonesia mendapatkan pengaruh dari aliran massa dingin dari Australia menuju Asia. Aliran massa dingin menyebabkan perubahan suhu menjadi lebih dingin di sejumlah wilayah,” bebernya. (ogi/suf)