METROPOLITAN - Isu pembentukan Provinsi Bogor Raya kembali mencuat dalam pertemuan Bupati Bogor Ade Yasin dengan Wali Kota Bogor Bima Arya. Padahal penggabungan beberapa kota dan kabupaten di Jawa Barat (Jabar) itu sudah ada sejak pemerintahan Bupati Bogor Rachmat Yasin, 2012 lalu. Namun, Gubernur Jabar Ridwan Kamil tidak sepakat dengan usulan mengenai Provinsi Bogor Raya.
Menurutnya, pemekaran wilayah tingkat dua lebih penting ketimbang membentuk provinsi baru. Urusan pelayanan publik sebagian besar berada di kabupaten dan kota. Sehingga pemekaran wilayah tingkat dua yang perlu didorong, bukan pembentukan provinsi. "Justru yang paling urgent sekarang itu pemekaran kabupaten-kabupaten menjadi kota tingkat II karena aksi utama dari pelayanan publik itu bukan di provinsi. Itu dalam pandangan saya," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu.
Sementara itu, Ade Yasin ingin mencuatkan pembentukan provinsi baru lantaran tak rela dengan pencaplokan sebagian wilayah Kabupaten Bogor. "Saya bilang daripada kita diminta, lebih baik kita buat provinsi saja. Karena ini wacana sudah lama kan ya, daripada diambil-ambilin gitu kan dan khawatir membuat konflik, jadi lebih baik kita bikin Provinsi Bogor Raya," katanya kepada Metropolitan di Pendopo Bupati, kemarin.
Jika berkaca pada Provinsi Banten, lanjutnya, pembentukan provinsi baru memungkinkan. Sebab dengan 27 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Jabar saat ini dinilai terlalu banyak. “Terlalu luas juga ya. Sehingga kenapa tidak kita bagi saja, minimal kita ada sepuluh, di sana 17, kan gitu. Cucok lah,” ujarnya. Namun, ia menyebut wacana itu baru obrolan santai saja sehingga tidak bakal digarap serius dalam waktu dekat. Menurutnya, daripada memulai pertengkaran saudara, bergandengan tangan untuk memajukan wilayah itu lebih baik dengan membentuk provinsi baru. "Kalau mau diseriusin ya oke, kalau nggak ya lebih baik kita menata kabupaten yang lebih baik," katanya. (cr2/c/dtk/els/run)