Senin, 22 Desember 2025

Hati-hati! Kalau Pilih Orang Dekat...

- Selasa, 20 Agustus 2019 | 09:32 WIB

METROPOLITAN - Seming­gu usai pengumuman calon direksi PD Pasar Tohaga yang lolos seleksi administrasi, pa­nitia seleksi (pansel) masih sibuk menyusun hasil serang­kaian tes yang dilakukan tim independen. Salah satu pe­serta tes, Mohammad Kadir, mengaku tesnya sudah dige­lar minggu lalu. Lokasinya di IPB University. Meski diberi tahu mendadak, tes berlangs­ung lancar.

Ia juga mengaku sudah kenal dengan calon-calon lainnya dan berharap tercipta per­saingan sehat. “Persaingan itu sehat dan kompetisi bagus. Dari 12 orang itu, kita berkom­petisi secara sehat saja. Komu­nikasi juga baik. Intinya kita mempercayakan kepada tim penilai independen dan ber­harap penilaiannya nanti secara objektif,” harapnya.

Sebagai putra Kabupaten Bogor asli yang kini menjabat direktur di salah satu perusa­haan swasta, keikutsertaannya dalam pencalonan direksi itu dinilai sebagai jembatan un­tuk berkarya demi Kabupaten Bogor. “Saya tahu mengelola swasta itu beda dengan pe­rusahaan daerah. Karena perusahaan daerah itu bukan hanya untung atau deviden, tetapi bagaimana bisa mengelola dan memberikan impact yang dirasakan seluruh masyarakat. Yang terkait dengan pasar, dalam hal ini pedagang ataupun pembeli, aspek pelayanan terutama,” katanya.

Sementara Pengamat Ke­bijakan Publik dan Pemerin­tahan, Uchok Sky Khadafi, menilai bahwa dari 12 nama yang saat ini sedang bersaing memperebutkan kursi bos pasar adalah gambaran dari ketidakseriusan Pemerin­tah Bogor dalam membangun atau memajukan perusa­haan berpelat merah sebagai sumber pendapatan. “Kalau nama-nama yang dekat dengan bupati menang, itu tanda-tanda bahwa assess­ment itu tidak ada gunanya. Karena ini sudah merupakan praktik Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN) di depan mata kita,” tegasnya.

Assessment atau tes yang berjalan, menurut Uchok, digunakan bukan untuk men­cari orang yang baik, tetapi sebagai ajang memilih orang yang dekat dengan bupati atau untuk menghabiskan anggaran saja. Dengan ke­hadiran mantan Ketua KPU Kabupaten Bogor Haryanto Surbakti, Uchok menilai ba­hwa seharusnya dirinya tidak ikut-ikutan pencalonan bos pasar. “Harusnya pensiunan KPU itu diam dulu lah, isti­rahat dulu lah. Kok nafsu banget mau jadi BUMD itu. Kalau tidak, kamu itu di Ba­waslu kek, atau apa kek yang isunya itu isu pemilu,” pung­kasnya.

Sebelumnya, Pansel PD Pa­sar Tohaga yang berasal dari Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bogor merilis 12 nama yang mengikuti penca­lonan diri dalam pencarian bos pasar, yaitu ada nama mantan Ketua KPU Kabupa­ten Bogor Haryanto Surbakti, Iwan Suwandi, Zandi Ferry­ansa, Ahmaf Madroji, Doni Djatnika, Dadun Solahudin, Haris Setiawan, Mohamad Kadir, Daa Suryana, Miki Ge­ger Pramayon, Agus Sutiawan dan Mohammad Seda. (cr2/c/ els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X