METROPOLITAN - Menurunnya nilai investasi yang masuk Bumi Tegar Beriman dari tahun ke tahun ternyata menjadi sorotan anggota legislatif. Kabupaten Bogor sendiri baru mendapatkan investasi sebesar Rp1 triliun sampai pertengahan tahun ini.
Menurut anggota DPRD Kabupaten Bogor, M Romli, faktor perpindahan ibu kota ke Kalimantan bukan satu-satunya faktor menurunnya nilai investasi yang masuk Kabupaten Bogor. Tetapi dengan hadirnya Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) jadi biang keladi para investor enggan berinvestasi lagi di Kabupaten Bogor. ”Mereka sekarang ekspansi ke Sukabumi, karena gaji buruhnya mungkin lebih murah. Itu kan berpengaruh pada biaya produksi,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.
Ia juga menilai minimnya investor yang masuk itu juga dikarenakan mulai meratanya investasi yang tersebar di Indonesia dan tidak lagi berpusat di Jabodetabek. “Sekarang kalau kita lihat mulai ada aspek pemerataan investasi, baik itu di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera. Itu semua karena infrastruktur yang dibangun pemerintah sudah bisa masuk ke pelosok,” jelasnya.
Ia menilai perlu ada perbaikan menyeluruh yang dilakukan pemerintah sebagai strategi mendatangkan investor untuk berinvestasi di Kabupaten Bogor. ”Yang paling pertama adalah pemerintah harus menjamin kenyamanan dan keamanan investor di Kabupaten Bogor. Karena menurut saya jika itu tidak bisa diberikan, maka dengan sendirinya investor pergi,” kata Romli.
Dua faktor itu, menurutnya juga harus dikuatkan dengan komitmen stakeholder berkaitan. Termasuk dengan masyarakatnya yang ada di titik di mana investor berinvestasi. ”Maka kita harus perbaiki juga kualitas SDM kita. Ini penting, investor juga akan melihat ini. Sebab, biaya yang dikeluarkan mereka untuk masuk ke Kabupaten Bogor juga tinggi,” tegasnya.
Tidak hanya itu, infrastruktur jalan juga sangat berpengaruh. Sebab, investor akan melihat bagaimana pembangunan akses transportasinya untuk mempermudah mereka dalam berinvestasi. ”Bagaimana kemampuan pemda untuk membuka ruang dan menginformasikan kepada investor dengan kemudahan yang ada di kita. Ini harus dijamin. Kita juga akan push terus perbaikan infrastruktur jalannya untuk mendukung itu,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Pengolahan Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Judi Rachmat, menyebut nilai investasi yang masuk Kabupaten Bogor sulit diprediksi. Bahkan sejak 2015, angkanya masih fluktuatif. “Sekarang sudah mulai ada pergeseran investasi ya. Yang tadinya investasi dari sektor industri, sekarang sudah mulai ke sektor pariwisata,” ujarnya. (cr2/c/els/run)