Senin, 22 Desember 2025

Tahun Depan Terminal Laladon bakal Diperluas

- Kamis, 12 September 2019 | 10:20 WIB

METROPOLITAN – Meski berada dekat dengan wilayah Kota Bogor, Terminal Laladon masih jadi perhatian Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor. Terminal ini bakal direvitalisasi tahun depan. Kepala Bidang Angkutan, Dishub Kabupaten Bogor, Dudi Rukmayadi menjelaskan, perombakan Terminal Laladon dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan dihapuskan Terminal Bubulak milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. “Mungkin tahun depan kami akan mulai revitalisasi guna mengoptimalkan pelayanan dengan lahan yang ada. Kami sudah menyiapkan 1.076 meter persegi lahan untuk revitalisasi,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.

Memang keberadaan Terminal Laladon dan Bubulak sempat digadang-gadang akan dijadikan satu untuk menjadi terminal batas kota. Wacana tersebut sempat dilontarkan oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya dan juga Bupati Bogor, Ade Yasin di awal tahun ini. Sejauh ini, terminal tipe C Laladon, hanya melayani delapan trayek angkutan antar desa dan hanya bisa menampung 150 kendaraan. “Di tahun yang sama, juga kami ada Rencana Umum Jaringan Trayek (RUJT), yang produknya adalah akan dipetakannya kembali trayek pelayanan angkutan antardesa yang saat ini ada,” jelas Dudi.

RUJT yang digadang-gadang merupakan master-plan dari rencana perbaikan transportasi Bumi Tegar Beriman, saat ini masih dalam proses pengkajian yang sedang dilakukan oleh tim independen yang tentunya melibatkan Dishub juga. Rancangan transportasi tersebut nantinya akan menjadi pedoman bagi transportasi Kabupaten Bogor yang dalam waktu dekat ini akan merasakan dampak dari kehadiran LRT dari jakarta.

Selain itu, dalam RUJT juga Dudi menjelaskan, persiapan prasarana nantinya sangat berguna bagi hadirnnya moda transportasi massal yang sampai saat ini belum ada di Kabupaten Bogor. Karena sampai saat ini, angkot yang ada di Kabupaten Bogor sudah mencapai 3900-an unit beroperasi setiap hari. “Ini adalah prasarananya dulu yang kita benahi, karena jangan sampai angkutan pedesaan sampai mati. Jangan sampai ada kemajuan teknologi, kita mematikan mereka,” tegasnya.

Terpisah, Pengamat transportasi, RM Djoko Susilo mengatakan, saat ini Kabupaten Bogor sudah jauh tertinggal dari tetangganya yaitu Kota Bogor dalam perkembangan transportasi. “Memang kalau bicara angkutan umum itu biasanya kepala daerah alergi, karena tidak ada duitnya,” katanya.

Menurut Djoko Susilo, nantinya dalam master plan tersebut akan tertuang sebuah rencana perkembangan pembangunan transportasi. Mulai dari, berapa banyak angkot, lokasi terminal, trayek, bahkan sampai persiapan feeder untuk angkutan massal seperti LRT ataupun Kereta yang pastinya melintasi Kabupaten Bogor. “Ini kasus seperti ini sama se-Indonesia, jika memang Kabupaten Bogor tidak memiliki master plan, nanti akan bernasib seperti Palembang. Memiliki LRT tetapi tidak ada penumpangnya, karena tidak ada feedernya,” terangnya.

Dalam jangka waktu dua tahun ini, Djoko menyarankan Bupati dan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk segera membuat sebuah feeder atau trayek angkutan yang berfungsi untuk mengantar penumpang dari lokasi tempat pemberhentian transportasi massal ke wilayah-wilayah atau pelosok. Ia juga menambahkan bahwa dengan banyaknya perumahan di Kabupaten Bogor, ini adalah waktu yang tepat untuk menghadirkan transportasi massal seperti bus transjakarta yang mengangkut penumpang dari perumahan ke stasiun KRL, terminal, ataupun shelter LRT nantinya.

“Pembangunan dari bawah adalah pilihan yang tepat. Dishub menyiapkan trayek dan armada, PUPR menyiapkan jaringan jalannya. Jadi Kabupaten Bogor jangan diam saja, melihat ketertinggalan dati Kota Bogor,” tegasnya. (cr2/c/els)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X