METROPOLITAN - Diduga karena terjerat utang, Sholahuddin Al Ayyubi gelap mata. Selasa malam (10/9) pemuda 24 tahun tersebut tega menghabisi Hadryl Choirun Nisa, 25, teman kecilnya. Gadis yang tinggal di Desa Sukoanyar, Cerme, itu dibunuh secara sadis di sebuah warkop bernama Cafe Tahanan. Lokasinya terdapat di Desa Banjarsari, Cerme.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos, tindak kriminal tersebut dimulai sekitar pukul 19.30. Ayyubi menghubungi Nisa melalui telepon. Korban diminta datang ke Cafe Tahanan. Warkop itu diberi tema tahanan lantaran jaraknya 200 meter dari Rutan Gresik di Banjarsari, Cerme. Pada pukul 20.00, Nisa datang ke warkop tersebut dengan mengendarai motor Honda Vario 125 bernopol W 3264 AH.
Ayyubi sudah menunggu di depan kafe yang terbuat dari besi itu. Dia duduk di atas motor Honda Supra Fit X nopol W 2505 M. Ayyubi juga membawa kandang kucing portabel dari plastik. Malam itu Cafe Tahanan sepi. Sudah tiga bulan tidak beroperasi alias tutup. Begitu Nisa datang, Ayyubi menyambutnya. Semula terjadi percakapan biasa antarteman. ’’Pelaku meminta Nisa untuk menyerahkan perhiasan dan smartphone. Tapi, korban menolak,’’ ujar Kapolres Gresik AKBP Wahyu S. Bintoro yang didampingi Kapolsek Cerme AKP Iwan Hari Poerwanto di Mapolres Gresik kemarin (11/9).
Mengetahui Nisa menolak, Ayyubi muntap. Sebab, tersangka sedang mumet. Dia butuh uang untuk membayar utang. Diduga, pelaku sudah merencanakan aksi. Indikasinya, Ayyubi meminta bantuan Nisa untuk memasukkan kandang kucing portabel ke kafe. Tanpa curiga, Nisa membawanya masuk. Ayyubi menyusul dan mengunci pintu gerbang.
Ketika Nisa hendak menaruh kandang kucing, Ayyubi menyergap dari belakang. Ayyubi kemudian membekap mulut korban. Setelah itu, pelaku mencekik leher Nisa hingga lemas. Ambruk ke paving. Tersangka jebolan SMK swasta di Cerme itu lalu mempreteli perhiasan dan mengambil HP korban.
Saat itu Nisa masih bernapas. Entah setan mana yang membisiki, Ayyubi kemudian mencekik leher korban lagi hingga benar-benar tewas. ’’Dua kali dicekik, korban meninggal, lalu diseret ke dekat pos satpam,’’ ujar Wahyu yang alumnus Akpol 1998.
Tindakan Ayyubi makin bengis. Ternyata, melihat tubuh Nisa tidak berdaya, nafsu lajang itu naik. Pelaku melucuti sepatu, celana, baju, hingga celana dalam korban. Tinggal bra yang tersisa. Apa yang dilakukan? Ternyata, Ayyubi melakukan onani. Setelah puas, tersangka masuk ke kamar mandi untuk mandi besar. Keramas.
Selanjutnya, Ayyubi menyeret tubuh korban ke pos satpam. Dari kafe, jarak pos satpam itu tidak jauh. Hanya sekitar 20 meter. Di lokasi tersebut ada pohon yang cukup rindang. Lalu, mayat Nisa disembunyikan di sana. Setelah itu, pelaku ke kafe, menutup pintu, dan pulang.
Petunjuk dari Laporan Keluarga
Bagaimana polisi dengan cepat mengungkap kasus pembunuhan itu? Sekitar pukul 23.00, keluarga korban bingung. Maklum, malam sudah larut, namun Nisa belum juga pulang. Smartphone korban tidak bisa dihubungi. Keluarga kemudian mendatangi Mapolsek Cerme. Laporan.
Keluarga korban pun bercerita, kali terakhir Nisa ditelepon Ayyubi. Saat itu korban juga pamit mau ke Cafe Tahanan. Polisi pun bertindak cepat. Petugas mendatangi lokasi. Namun, pintu kafe tertutup. Ada warga yang sempat melihat dua orang masuk ke kafe. Lalu, yang keluar hanya satu orang.
Kapolsek Cerme AKP Iwan Hari Poerwanto bersama anggota kemudian menjemput Ayyubi di rumahnya, yakni kompleks Perumahan Banjarsari Asri, Desa Banjarsari, Cerme. Ayyubi tidak bisa mengelak. Apalagi, di jok motor tersangka ditemukan barang milik korban. Yakni, perhiasan dan smartphone.
’’Butuh waktu tidak lebih dari 3 jam, pelaku bisa ditangkap anggota Polsek Cerme,’’ kata Kapolres Gresik AKBP Wahyu S. Bintoro.
Akibat perbuatan biadab tersebut, Ayyubi terancam lama hidup di tahanan. Polisi menjeratnya dengan pasal 365 jo 340 KUHP. ’’Ancaman hukumannya bisa sampai 20 tahun dan maksimal seumur hidup,’’ tegas Wahyu.
Setelah membekuk tersangka Ayyubi, malam itu polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Cafe Tahanan, Jalan Raya Desa Banjarsari, Cerme. Kondisi kafe kurang penerangan. Karena itu, identifikasi perkara yang dipimpin Kapolsek Cerme AKP Iwan Hari Poerwanto tersebut menggunakan lampu senter.