METROPOLITAN - Anak yang sering diarahkan orang tuanya cenderung tidak mengenal dirinya sendiri. Bahkan bisa sampai mengaku tidak memiliki cita-cita ketika anak-anak lainnya begitu bersemangat membicarakan cita-cita mereka. ”Dia tidak mengenali dirinya sendiri atau diarahkan begitu dan begini oleh orang tuanya,” ujar Psikolog Anak dan Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo seperti dikutip dari JPNN. com. Jika anak sering diarahkan, dia tidak punya tujuan hidup. Orang tua bisa mencoba mengomunikasikan perlahan mengenai apa yang diinginkan anak. ”Kalau anak tidak komunikatif, bisa tanya mungkin ke guru atau temannya. Mungkin, dia cerita pada guru atau temannya,” terangnya. Sebaiknya, orang tua memberikan penjelasan seluas-luasnya tentang berbagai keterampilan sekaligus pilihan pada anak. Tujuannya membantu mengenali keinginan dan bakat mereka. ”Lakukan sedini mungkin. Misalnya ketika usia 1,5 tahun lagi suka-sukanya eksplore, semua dipegang. Kalau orang tua terlalu bilang jangan, nanti dia nggak ada kesempatan eksplore,” ungkap Vera. Vera pun menyarankan orang tua membantu anak untuk memilih keterampilan yang disukainya. Bukan memaksakan pilihan orang tua kepada anak. (ant/ jpnn/ fin/ py)