Senin, 22 Desember 2025

Bupati Bogor Pikir Ulang Terapkan Sistem 2:1 Puncak

- Minggu, 27 Oktober 2019 | 17:33 WIB
Bupati Bogor Ade Yasin saat membagikan bunga kepada pengendara sambil menyosialisasikan sistem kanalisasi 2:1 di Simpang Gadog, Puncak, Bogor, Minggu (27/10). (Foto: Fadli/Metropolitan)
Bupati Bogor Ade Yasin saat membagikan bunga kepada pengendara sambil menyosialisasikan sistem kanalisasi 2:1 di Simpang Gadog, Puncak, Bogor, Minggu (27/10). (Foto: Fadli/Metropolitan)

METROPOLITAN.id - Bupati Bogor Ade Yasin berpikir ulang untuk menerapkan sistem kanalisasi 2:1 Puncak Bogor. Hal itu menyusul hasil uji coba yang dilakukan sejak Minggu (27/10) pagi hingga siang hari namun belum bisa memecah kemacetan di Jalur Puncak. Bupati Bogor turun langsung memantau uji coba sejak pukul 06:00. Ia menceritakan, pada saat naik ke arah Puncak, lalu lintas masih dalam kondisi lancar. Sistem 2:1 berjalan hingga Taman Safari. Namun ketika turun dari Taman Safari, kondisinya justru berbeda. Kepadatan terlihat di sejumlah titik hingga mengular dan menyebabkan kendaraan stag atau tidak bisa bergerak. Namun ketika turun kondisinya berbeda. Arus dari atas banyak sekali dan terjadilah stagnasim dan akhirnya jadwal untuk menggeser traffic cone juga kepending karena kendaraan padat sekali. "Ke atas awalnya lancar, tapi pas turun bisa 2 jam lebih dari Taman Safari, sudah stag kondisinya. Akhirnya kami serahkan ke Kapolres untuk diskresi bagaimana mengatur yang terbaik agar tidak stag," kata Bupati Bogor Ade Yasin usai memantau uji coba. Menurutnya, kondisi tersebut memang luput terpikirkan. Saat itu, semua fokus pada arus naik. Padahal saat arus sudah padat, petugas akan kesulitan memindahkan traffic cone atau kerucut lalu lintas untuk membuka jalur. "Jadi ini tentunya menjadi bahan evaluasi kami, arus ke atas lancar tapi ke bawah mandeg. Tidak terpikirkan sebelumnya, bagaimana menggeser traffic cone dengan mudah tapi ternyata sulit. Tidak bisa digeser begitu saja di yengah kondisi kendaraan yang sangat padat," ungkapnya.
-
Tak hanya itu, Bupati Bogor juga menyadari kondisi jalan di Jalur Puncak tak semuanya merata. Tidak semua jalur bisa digunakan untuk 3 lajur karena ada beberapa titik penyempitan jalan atau bottle neck seperi di Megamendung dan Cisarua. "Evaluasinya itu tadi, ketika ke atas sudah dipersiapkan tetapi saat turunnya tidak diantisipasi dengan baik. Dan masih banyak masyarakat yang belum tahu kalau ada kanalisasi 2:1, jadi 3 jalur dipakai semuanya, ini menambah kemcetan," terang Ade Yasin. Selanjutnya, Bupati Bogor akan melakukan evaluasi bersama seluruh pihak terkait seperti BPTJ, kepolisian hingga Kementerian Perhubungan. Dengan kondisi tersebut, dirinya akan berpikir ulang untuk meneraplan sistem yang digadang-gadang bisa mengganti one way itu. "Kita tunggu pembahasanny bersama BPTJ, Polres Bogor dan lainnya dilanjut atau tidak. Masyarakat si menyambut gembira, bahkan mereka membuat tagline yaitu one way no, go away yes. Kami juga ingin memfasilitasi masyarakat, tetapi kita lihat dulu kondisi nanti seperti apa," pungkasnya. (fin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X