METROPOLITAN - Universitas Indonesia (UI) menggelar sejumlah pertemuan bersama Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, dalam menyikapi persoalan kesehatan reproduksi sejak berdirinya pabrik. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI Tris Eryando menjelaskan, berdasarkan laporan Puskesmas Cikembar sejak berdirinya pabrik yang mempekerjakan wanita di usia produktif banyak terjadi perilaku menyimpang, seperti hamil di luar nikah, kematian ibu dan bayi, bahkan penyakit menular akibat seks bebas. ”Kita bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah (BKKBD) dan Yankesbi institusi pendidikan di sini mencoba melakukan intervensi tentang kesehatan reproduksi. Supaya setidaknya kita bisa mengurangi risiko hal tersebut. Makanya hari ini melakukan penguatan intervensi reproduksi,” tuturnya. Menurutnya, modul yang dipakai sudah sesuai isu atau permasalahan reproduksi yang ada di Kecamatan Cikembar. Kedua gaya bahasa atau literasi yang ditetapkan pihaknya berpacu pada kaidah bahasa yang mudah diserap. Sebab, banyak dari mereka yang tidak paham akan hal itu. Sehingga ke depan hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi akan bisa mudah dicerna. ”Kita sebelumnya bangun hipotesis terlebih dahulu terkait banyak berdirinya garmen dan dampaknya. Ternyata Desa Bojongraharja ini yang paling banyak terdampak dengan banyaknya pekerja perempuan. Hasilnya hipotesis itu benar modul yang kita pakai sesuai dan gaya bahasa yang diterpakan harus bisa dicerna,” imbuhnya. Sementara itu, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Dadan Ramdan, mengaku telah melakukan sosialisasi kepada setiap warga. Namun yang menjadi permasalahan yakni banyaknya karyawan yang berpindah-pindah lokasi tempat tinggal, sehingga pendataan selalu berubah-ubah. ”Kami terus lakukan sosialisasi,. Intinya ini butuh kerja sama setiap unsur,” tutupnya. (dna/ade/suf/run)