METROPOLITAN - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi terus melakukan upaya menekan angka kasus stunting atau anak yang tumbuh dengan ukuran lebih kecil dari normal akibat asupan gizi yang buruk. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi menyebutkan kasus stunting saat ini mencapai 10.628 untuk anak di bawah lima tahun dan 2.000 di antaranya anak di usia belum dua tahun. Ditemui usai acara melawan stunting di Jabar di Posyandu Mawar VII Cimenteng Kebonpedes, kemarin, Plt Kepala Dinkes Kabupaten Sukabumi Harun Al Raysid mengatakan, angka ini trennya terus menurun. Jumlah tersebut tersebar di sepuluh kecamatan se-Kabupaten Sukabumi. Menurut Harun, kasus stunting hampir ditemui di setiap kecamatan dan desa. ”Paling banyak di wilayah utara dan timur, seperti di Desa Karawang, Kecamatan Sukabumi. Bahkan di Kecamatan Kebonpedes ada 104 anak,” jelas Harun. Penetrasi gizi saat ibu hamil dan seribu hari setelah kelahiran, sambung Harun, saat ini lebih menjadi fokus bersama karena penanganan yang tepat saat anak masih di usia dua tahun sangat membantu perbaikan tumbuh kembang ke depannya. ”Stunting ini bukan hanya permasalahan cebol atau kerdil, tetapi ada dua kata yaitu pencegahan dan penanggulangan. Pencegahannya lebih diutamakan pada proses kehamilan. Hal itu untuk mencegah supaya jangan terjadi gangguan tumbuh kembang,” paparnya. Terutama, sambungnya, gangguan dalam perkembangan otak. Sebab jika sudah terganggu maka di kala sudah lewat dari dua tahun atau kurang dari lima tahun, untuk penanggulangan tidak ada gunannya. Maka pencegahannya pada proses kehamilan maupun masa umur seribu hari harapan hidup. ”Penanganan saat ini beralih dari kuratif ke arah promotif dan prefentif. Salah satunya penanganan yang selalu diberikan saat proses kehamilan yaitu dengan memberikan makanan sayuran, makan yang seimbang. Dan paling penting pemberian tumbuh kembang zat besi atau tablet gratis di puskemas atau di posyandu. Ini sangat penting,” tandasnya. (suc/suf/run)