Senin, 22 Desember 2025

Keren, Permainan Tradisional Indonesia Populer di Eropa, Sering Dimainkan Anak-anak Luar Negeri

- Rabu, 11 Desember 2019 | 11:48 WIB

METROPOLITAN.id - Siapa bilang permainan tradisional itu kampungan. Buktinya, di Eropa sana, ada beberapa permainan tradisional Indonesia yang populer dimainkan anak-anak di negara Barat. Ketua Umum Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Zaini Alif mengatakan, salah satu permainan tradisional yang populer di Eropa adalah Surakarta Game. Kemungkinan, game bergenre strategi ini pertama kali dilihat oleh orang Eropa di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 60-an. Kemudian di bawa ke negara asal mereka dengan nama tersebut. Di Indonesia, permainan ini memang sudah menyebar di pelosok negeri. Namun penamaannya berbeda-beda di tiap daerah. "Mungkin pertama kali mainnya di Surakarta, jadi diberi nama Surakarta Game. Padahal mainan aslinya adalah bas-basan spur, atau mul-mulan, kalau di Jawa Barat momotoran dan sebagainya," kata Zaini saat Munas Pembinaan Ideologi Pancasila Lewat Permainan Tradisional di Tamansari, Kabupaten Bogor, Selasa (11/12). Menurutnya, permainan tradisional ini dihargai di luar negeri sebagai mainan wajib di sekolah-sekolah. Tak hanya itu, banyak orang Eropa yang gemar memainkannya hingga permaina ini juga dijual di toko-toko mainan di Eropa. "Kalau di sana udah nyebar di sekolah, bahkan di toko-toko udah banyak Sukarta Game. Banyak orang Eropa main Sukarta Game," terangnya. Selain Suakarta Game, permainan tradisional Indonesia lainnya yang populer di luar negeri adalah Teuku Umar Spell. Masuk dalam genre strategi, game ini menyajikan bidak Teuku Umar diburu oleh bidak-bidak lawan yang jumlahnya lebih banyak. Permainan ini disebut menggambarkan Teuku Umar yang sulit ditangkap oleh penjajah Belanda pada tahun 1800-an dan digambarkan sebagai sosok yang licik. "Saat itu Belanda sangat sulit menangkap Teuku Umar tahun 1886. Pas 1888 baru ketangkap. Dua tahun sebelum ditangkap, dibikin permainan itu, terus disebar ke semua orang. Tujuannya agar merasakan bahwa dia itu jahat dan benci kepada Teuku Umar melalui permainan tradisional. Akhirnya menyebar sampai sekarang," ungkap Zaini. Yang menjadi perhatian Zaini, ketika permainan tradisional Indonesia ini populer di luar negeri, justru warga Indonesia sendiri tak banyak yang tahu. Untuk itu, KPOTI bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI akan menasionalkan permainan tradisional Indonesia sekaligus menanamkan Ideologi Pancasila. Keduanya berupaya menyadarkan kembali orang-orang Indonesia, bahwa ada mainan-mainan yang mendunia dan dihargai sebagai mainan wajib di sekolah-sekolah. "Sebetulnya fungsi permainan tradisonal bukan cuma main, tapi ada pembelajarannya. Saya ingin mendorong ke BPIP ini, ke Kementrian Pendidikan, untuk membuat sebuah program bermain dulu sebelum belajar setiap hari. 30 menit itu gerakan jantung, paru-paru sehingga masuk sekolah segar," harapnya. Di tempat yang sama, Plt Kepala BPIP Prof. Hariyono mengatakan, suatu bangsa hanya akan berdiri kokoh jika mampu merawat kebudayaannya. Keberagaman permainan rakyat dan olahraga tradisional membuktikan kebudayaan Indonesia sudah sangat maju dan inklusif. Dengan permainan tradisional Indonesia yang mencapai 2.600 permainan, membuktikan bahwa bangsa i i sebagai homo loden. Yakni manusia yang suka bermain tetapi tidak suka main-main. "Makhluk bermain adalah makhluk yang disiplin, taat aturan, ikhlas menjalankan tugas dan selalu berusaha meraih prestasi yang tertinggi. Iulah nilai-nilai Pancasila. Sebaliknya, makhluk yang main-main tidak serius, suka mengeluh dan memperlakukan orang lain sebagai objek, tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila," pungkasnya. (fin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X