METROPOLITAN.id - Kampung Sinar Harapan, Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya menjadi salah satu wilayah terdampak bencana cukup parah. Longsor menimbun pemukiman di lereng bukit tersebut hingga menewaskan empat orang warga dan tiga lainnya masih dinyatakan hilang.
Ada sekitar 119 warga Sinar Harapan yang terpaksa mengungsi di SDN Sukajaya 3. Mereka menempati 2 ruang kelas. Sementara ruang-ruang kelas lain juga penuh oleh pengungsi dari berbagai kampung yang berada di Desa Harkatjaya.
Bantuan makanan mulai berdatangan sehingga warga tak lagi kelaparan. Meski demikian, mereka yang menempati ruang-ruang kelas itu hanya tidur dengan alas seadanya.
Tak ada kasur empuk maupun bantal untuk merebahkan badan. Hanya ada tikar dan karpet dari majlis taklim yang menjadi alas tidur. Bahkan, para pengungsi harus menahan dingin setiap malam lantaran tidak adanya selimut.
Salah seorang warga, Asep menceritakan, warga mulai mengungsi ke gedung SD sejak Rabu (1/1) siang, usai longsor meluluhlantakkan kampung mereka pada pagi harinya sekitar pukul 7.30 WIB.
Jangankan barang berharga, pakaian pun tak sempat diselamatkan. Mereka datang ke pengungsian hanya bermodal baju yang melekat di badan. Semua sibuk menyelamatkan diri dari longsor yang baru kali pertama terjadi di kampung tersebut.
"Pas kejadian semua langsung sibuk lari menjauh. Nggak kepikiran buat ngambil barang-barang. Yang penting selamat dulu," kata Asep saat ditemui di lokasi pengungsian, Senin (6/12).
Dirinya berharap, ada bantuan alas tidur dan selimut untuk para pengungsi. Perlengkapan tersebut sangat dibutuhkan karena cuaca di Desa Harkatjaya memang cukup dingin. Terlebih, banyak kaum ibu dan anak-anak yang ikut mengungsi.
-
Warga juga membutuhkan susu dan popok untuk bayi yang ikut mengungsi.
"Selimut dan alas buat tidur yang belum ada. Kami di sini pakai tikar seadanya, ada juga yang pakai karpet majlis taklim. Yang ada aja dipakai, daripada tidur di lantai," ungkapnya.
Tak hanya itu, warga juga membutuhkan toilet di area pengungsian. Sebab di sekolah tersebut hanya ada satu toilet. Itu pun sudah tidak berfungsi karena mampet.
Jika ingin ke toilet, warga harus menumpang ke masjid atau mencari rumah-rumah di sekitar lokasi pengungsian untuk menumpang.
"Jadi kalau ada yang mau buang air besar kita numpang-numpang dulu di musola atau rumah warga. Yang kasian itu ibu-ibu dan anak-anak. Makanya kita berharap dibangunkan toilet dulu," terang Asep.
Menurut Asep, kondisi seperti ini hampir dirasakan di seluruh lokasi pengungsian yang tersebar di Kecamatan Sukajaya. (fin)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:20 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 14:35 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 14:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 13:53 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 13:37 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 13:31 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 06:15 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:22 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:03 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:28 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:10 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:29 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:21 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:18 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:43 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 11:48 WIB