Minggu, 21 Desember 2025

Warga Depok Tolak Tol Cijago

- Jumat, 10 Januari 2020 | 12:03 WIB
DIDENDA: Sebuah mobil parkir sembarangan di pinggir jalan di wilayah Depok, yang sebentar lagi akan diterapkan denda bagi pemilik mobil yang tidak memiliki garasi.
DIDENDA: Sebuah mobil parkir sembarangan di pinggir jalan di wilayah Depok, yang sebentar lagi akan diterapkan denda bagi pemilik mobil yang tidak memiliki garasi.

METROPOLITAN - Warga RW 01 dan 02, Kelurahan Krukut, Kecamatan Limo Kota Depok ramai-ramai menolak pembebasan lahan Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) seksi III Krukut-Cinere. Ketidak cocokan harga jadi penyebab warga enggan lahannya dibebaskan untuk pembangunan jalan sepanjang 5,4 Km tersebut. Koordinator perwakilan warga, Roni Ibrahim, mengatakan dari 440 bidang lahan yang di wilayah tersebut para pemiliknya ogah dibayar murah. Karena, tiap bidang lahan hanya dihargai antara Rp2-6 juta per meter persegi. "Kami minta di angka Rp10-20 juta per meter persegi. Tanah plus bangunan. Kami minta harga wajar, tapi justru yang dikasih harga kurang ajar," kata Roni. Menurutnya, harga yang ditawarkan tim penilai jauh di bawah harga pasaran. Pasalnya, untuk tanah yang terletak di bawah saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) saja, harga pasaran sudah mencapai Rp4 juta per meter persegi. Dengan begitu, jika warga menerima tawaran pembebasan lahan, maka uang ganti ruginya tidak akan cukup untuk membeli lahan dan membangun rumah baru. Kendati demikian, pada prinsipnya warga tidak menolak proyek pembangunan tol. "Warga ini nggak tolak, kita kooperatif semua. Kita mendukung, support program pemerintah, cuma ya harganya harga wajar, jangan harga kurang ajar," ucap dia. Hal senada diungkapkan perwakilan warga lainnya, Haryati. Menurutnya, warga kompak menolak pembebasan sampai adanya kecocokan harga ganti lahan. Sebab, kawasan yang ada di 440 bidang tersebut, rencananya akan digunakan sebagai interchange atau putaran simpang susun. Dengan rencana tersebut, dia justru heran harga yang ditawarkan teramat rendah. "Kalau kita mau bertahan (menolak pembebasan), nggak ada putaran (interchange) mau putar kemana dia (pengembang tol)," kata Haryati. Sekadar diketahui, Tol Cijago yang memiliki total panjang 14,7 Km itu dibangun oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT. Translingkar Kita Jaya yang terbagi menjadi tiga seksi. Pembebasan lahan dan pembangunan proyek tol ini setidaknya sudah dimulai sejak 2006. Tol Cijago Seksi I sepanjang 3,70 Km dimulai dari interchange Jagorawi hingga ke Jalan Raya Bogor dan telah beroperasi sejak Januari 2012. Kemudian Seksi II sepanjang 5,5 Km dimulai dari Jalan Raya Bogor hingga Kukusan juga telah beroperasi. Adapun Seksi III dari Kukusan ke Cinere sepanjang 5,5 Km ditargetkan akan selesai pada tahun 2020.(cnb/rez)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X