Minggu, 21 Desember 2025

BNPB Lakukan Pemetaan Rehabilitasi Lahan Longsor di Bogor dari Udara

- Minggu, 12 Januari 2020 | 12:46 WIB
Foto: Dokumentasi BNPB
Foto: Dokumentasi BNPB

METROPOLITAN.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemetaan rehabilitasi lahan-lahan longsor di Kabupaten Bogor akibat banjir bandang pekan lalu. Tim BNPB langsung melakukan inspeksi melalui udara dengan helikopter dan tim darat. Mereka melaksanakan pengukuran titik sasaran. Hasil tinjauan yang berhasil dipantau, ada beberapa titik longsor di Desa Sipayung, Desa Harkatjaya, Desa Kiara Pandak dan Desa Urug, Kecamatan Sukajaya. Sedangkan pemetaan untuk Desa Sukajaya yang terdampak parah ditunda karena cuaca buruk dan jarak pandang minim. Pemetaan akan dilanjutkan saat cuaca baik. Selain itu, BNPB dan Badan Informasi Geosapasial (BIG) akan memperkuat pemetaan dengan analisis spasial dan foto udara dengan drone. Tim BNPB yang memantau dari udara terdiri dari dua Staf Ahli Kepala BNPB yaitu Mayjen TNI (Purn) Komaruddin dan Mayjen TNI (Purn) Amrin beserta Kalaksa BPBD Kabupaten Bogor dan Kasiter Korem 061/SK Letkol Asep Muspida, Kasubdit Dukungan Pengerahan Logistik dan Peralatan BNPB Luqmanul Hakim, dan Een Irawan Putra. Rombongan berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma (11/1). Pemetaan dilakukan untuk analisa dan menyiapkan langkah-langkah yang akan diambil untuk segera merehabilitasi lahan-lahan yang longsor. Presiden Joko Widodo sendiri mengarahkan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo agar menanam vetiver untuk mencegah terjadinya longsor. Langkah awal Kepala BNPB adalah memperbaiki ekosistem hulu dan kawasan hutan yang ada agar segera pulih. Caranya, melakukan penanaman dengan tiga karakter tanaman, yaitu vetiver sebagai pengikat tanah untuk jangka pendek, tanaman keras khas Jawa Barat yang memiliki nilai ekologis untuk pengembalian fungsi kawasan hutan dan buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis. Terakhir, adalah tanaman jangka pendek seperti porang dan kapulaga yang tidak butuh waktu lama untuk dapat dipanen masyarakat. Untuk Porang dan Vetiver yang dapat dipanen hanya di lahan datar, sedangkan yang berada di lahan miring atau curam tidak untuk dipanen melainkan untuk mencegah longsor. "Tanaman ini memang memiliki nilai ekonomis untuk membantu masyarakat. Tapi, ditanamnya di kebun atau ladang yang lahannya datar. Dikombinasikan dengan pohon-pohon keras bernilai ekonomis," ujar Doni dalam keterangam tertulis, Sabtu (11/1). Selain menyiapkan bibit siap tanam, BNPB juga melakukan pelatihan serta sosialisasi. Unsur yang terlibat yakni BNPB, TNI, Polri, BPBD, akademisi, kelompok pecinta alam, BUMN serta pihak swasta. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari berbagai media massa serta segenap aktivis lingkungan. Sebagai informasi tambahan, ada tiga jenis karakter pohon demi memulihkan ekosistem hulu. Pertama, tanaman keras dan buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis dan ekologis. Beberapa pohon yang bisa ditanam antara lain; alpukat, cempedak, matoa, sukun, aren, rasamala, puspa, cempaka, mindi atau pohon Sukarno, ketapang, jabon putih, biola cantik, beringin, sempur, mahoni, gandaria, kayu putih, kenanga, kopo dan pohon endemik Jawa Barat lainnya. Kedua, tanaman vetiver sistem sebagai pengikat tanah untuk jangka pendek. Vetiver sejenis sereh wangi yang akarnya kuat dan kencang seperti kawat baja, mencengkram tanah serta menahan longsor. Ketiga, tanaman Porang. Porang sejenis umbi-umbian yang memiliki nilai ekonomis untuk masyarakat. Porang antara lain digunakan sebagai bahan baku untuk mie shirataki, rendah karbohidrat dan gula, serta sangat baik untuk menjaga kesehatan penderita diabetes dan orang-orang yang sedang melakukan diet. Sementara itu, proses penanganan para korban dan pengungsi masih terus dilakukan oleh BNPB, Pemda Kabupaten Bogor, TNI, Polri, relawan dan lainnya. BNPB juga telah menyiapkan helikopter untuk distribusi logistik bagi para korban. (*/fin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X