METROPOLITAN.id - Banjir yang menerjang wilayah Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor pada 1 Januari lalu membuat sejumlah kampung terisolasi. Akibatnya, kendaraan tak bisa keluar kampung yang telah porak-poranda. Warga akhirnya berinisiatif membuat jembatan darurat dari bambu, termasuk di Kampung Nanggung RT 03/04, Desa Sukamaju, Kecamatan Cigudeg. Jembatan bambu yang dibangun memiliki panjang delapan meter dengan lebar tiga meter. Jembatan yang menjadi akses warga satu-satunya ini akhirnya dimanfaatkan warga untuk mengeluarkan kendaraan roda empat atau mobil yang telah terjebak di dalam kampung selama 17 hari. Sambil dindorong warga, satu persatu mobil dikeluarkan dari kampung dengan melintasi jembatan darurat. Kondisi jembatan yang masih seadanya pun riskan roboh ketika aliran Sungai Cidurian yang berada persis di bawahnya meluap. Kepala Desa Sukamaju, Dahyudin mengatakan, sejak Jembatan Ciasahan terputus akibat banjir bandang, kendaraan roda empat tidak bisa keluar kampung. Untuk keluarkampung, warga secara swadaya membuat jembatan darurat sepanjang delapan meter dan lebar tiga meter. Material yang digunakan untuk jembatan darurat berasal dari bambu dan kayu. "Jembatan darurat dibuat oleh warga sejak hari Senin (13/1), dan baru bisa di lalui Jumat (17/1). Itupun baru lima kendaraan yang dikeluarkan," ujar Dahyudin, Jumat (17/1). Menurutnya, pembangunan jembatan darurat sifatnya sementara. Ketika aliran Sungai Cidurian meluap, jembatan ditutup sampai menunggu air sungai surut. "Ada sekitar delapan kendaraan lagi yang belum bisa melintas karena aliran Sungai Cidurian deras," terangnya. Dahyudin menjelaskan, kebutuhan jembatan sangat mendesak. Walaupun sudah ada jembatan gantung, warga Kampung Cigowong, Nanggung dan Cikaret membutuhkan jembatan permanen. "Karena bantuan dari pemerintah membuat jembatan lama, akhirnya kita mengusulkan ke pihak swasta," pungkasnya. (ads/b/fin)