METROPOLITAN.id - Anggaran perawatan mobil sampah Kota Bogor di tahun 2020 sangat fantastis. Jumlahnya mencapai Rp6 miliar. Kondisi ini mengundang tanda tanya besar bagi masyarakat karena dianggap rawan diselewengkan. Alhasil, anggaran tersebut menjadi pembicaraan hangat belakangan ini. Lalu bagaimana tanggapan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor sebagai pengguna anggaran? Kepala Bidang Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor Dimas Tiko angkat bicara. Menurutnya, anggaran sebesar itu akan digunakan untuk peningkatan pelayanan dan biaya perbengkelan. Dimas menganggap nominal tersebut masih terbilang wajar. Alasannya, perawatan mobil sampah tak seperti perawatan mobil operasional kantor pada umumnya. Selain perawatan seperti mesin dan fisik kendaraan, anggaran tersebut juga digunakan untuk banyak hal. Seperti perawatan rangka mobil, pengecetan hingga pengelasan rangka dan bak mobil. Dimas menjelaskan, mobil sampah setiap hari terendam sampah. Kondisi ini kendaraan cepat mengalami korosi atau keropos. Hal ini juga yang membuat pihaknya memasukan anggaran pengelasan dan pengecetan untuk mobil oprasional sampah. Baik itu kendaraan kecil hingga besar. "Anggaran perbengkelan itu isinya pembelian sparepart, oli, ban, perawatan sasis kendaraan, bak, pengelasan hingga pengecetan kendaraan. Karna mobil selalu terendam sampah, otomatis rangka mobil cepat korosi atau keropos, makannya kita rutin lakukan pengelasan, untuk menambal rangka dan sasis mobil," kata Dimas. Tak hanya itu, armada pengangkut sampah juga didominasi oleh kendaraan yang sudah berumur. Rata-rata, usia kendaraan angkutan sampah DLH Kota Bogor mencapai 19 tahun. "Kendaraan kita banyak yang sudah tua. Bahkan kendaraan tahun 1996 juga masih ada yang beroperasi. Rata-rata kendaraan kita tahun 2000, paling muda itu 2017, makannya biaya perawatannya juga cukup tinggi," ungkapnya. Untuk memetakan kebutuhan setiap armada, DLH sedang mengumpulkan para pengemudi truk sampah di enam wilayah kerja secara bertahap. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kondisi kendaraan pengangkut sampah. "Hal ini perlu dilakukan untuk mendengar secara langsung kondisi armada-armada yang kita miliki. Selanjutnya akan kita lakukan pengecekan fisik armada sesuai dengan hasil tatap muka dengan para rekan pengemudi," tandas Dimas. (ogi/b/fin)