METROPOLITAN - Ribuan mahasiswa memadati halaman dalam Kampus Universitas Gunadarma, Jalan Margonda, Kota Depok, kemarin.
Mereka menggelar aksi demo menuntut kebijakan mekanisme pembayaran biaya pendidikan yang dinilai sangat memberatkan.
"Pembayaran di kampus ini, pecah blangko, awalnya 50 persen dulu sisanya dicicil tahun pertama lalu kedua. Dengan tenggang waktu sebulan per semester, seiring berjalannya waktu jadi 70 persen di muka," ucap salah seorang mahasiswa, Sholeh.
Sholeh menuturkan, apabila cicilan tersebut tidak dibayar maka mahasiswa akan dianggap cuti.
Sementara, nilai dari mata kuliah yang telah diikuti tidak dikeluarkan oleh pihak rektorat.
"Data pihak kampus ada 3.000 mahasiswa yang pecah blangko, jadi bila tidak diselesaikan kemungkinan cuti," bebernya.
Mahasiswa lainnya, Wahyudi, mengatakan, fasilitas Kampus Gunadarma juga diakuinya tidak merata.
Terutama ketika mahasiswa mengurus administrasi dan mengambil sertifikat kelulusan.
"Kampus ini tersebar di beberapa lokasi seperti Cengkareng, Karawaci, Kalimalang (Bekasi), Depok. Nah untuk pengurusan administrasi itu masih sistem manual. Sehingga tidak efektif," paparnya.
Tak jarang banyak mahasiswa yang harus mengejar waktu ke kampus hanya untuk mengurus administrasi, dan ternyata loket pengurusan kemahasiswaan pun tutup.
"Di sini penyampaian informasi nggak efektif, terutama setiap Kampus Gundarma (luar wilayah Depok), jadi ini sangat menyulitkan kami," tandasnya.
Selanjutnya, Wahyudi menegaskan aksi unjuk rasa tersebut seringkali digelar mahasiswa namun tidak pernah ada titik temu.
Dirinya berharap, pejabat Universitas Gunadarma bisa bertemu dengan massa aksi untuk memperoleh solusi bersama.
"Ya pastinya di sini harus ada jalan penyelesaian yang terbaik, kami sebagai mahasiswa kuliah untuk masa depan kami," tegasnya.