METROPOLITAN.id - Bukannya memperbanyak ibadah di malam Ramadan dan diam dirumah saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tiga muda-mudi di Bogor malah asyik mabuk dan membuat gaduh di kampung orang. Alhasil, warga Kampung Gardu Tinggi RT 03/04 Kelurahan Sukasari, Kecamatan Bogor Timur itu pun kesal sehingga mengamankan ketiga pemuda, B (19), R (23) dan seorang ABG perempuan, N (17), yang masih dalam pengaruh alkohol, Rabu (6/5) malam. Saksi mata, Maulia (22), menceritakan, awalnya ia tengah menjaga warung seperti biasa. Sekitar jam 20:00 WIB atau selepas warga melaksakan salat tarawih, tiba-tiba datang tiga orang menggunakan satu sepeda motor datang ke tempat kontrakan yang ada di sebelah warungnya dalam kondisi mabuk berat. Selang beberapa menit kemudian, terdengar suara keributan. "Yang sedang ngontrak itu marah, datang-datang temannya si B itu bawa dua orang temannya lagi, sambil mabok berat, ada perempuannya juga. 'Memangna kunaon aing mawa baturan kadieu?' kata temannya itu pas ditegur. Di situ mulai tuh berdebat, ricuh dan terdengar sama warga," kata Maulia kepada Metropolitan, Senin (7/5). Lantaran keributan tak kunjung berhenti, ia bersama warga lain pun datang mengontrog rumah kontrakan itu lantaran sering meresahkan warga dan banyak keluar masuk orang tidak dikenal. Ia mengakui warga hingga ketua RT setempat sudah sering mengingatkan, tapi tidak diindahkan. "Akhirnya dipaksa keluar, terus dibawa ke rumah RT buat diinterogasi. Pas ditanya juga nggak nyambung, pas disuruh pulang karena ada anak perempuan, eh malah nyolot laki-laki itu, banyak alasan. Akhirnya kena tampar warga," ucapnya. Ironisnya, Maulia yang sempat memeriksa si ABG perempuan itu, kedapatan dalam kondisi mabuk berat dengan resleting jaket dan celana jeans yang terbuka. "Kasihan nggak berdaya banget karena mabok berat itu, pas ditanya kenapa itu resleting kebuka, dia bilang nggak tahu," ungkap Maulia. Sementara itu, Ketua RT 03/04 Kelurahan Sukasari, Ade Miing membenarkan kejadian itu. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh warga, tiga muda-mudi itu bukanlah warga setempat, namun berasal dari wilayah lain di Kota Bogor. Ia pun melaporkan hal itu kepada polisi. "Bukan warga kita. Datangnya pas kita baru beres tarawih lah. Ribut, pas warga datang kondisi pada mabuk, ya kita amankan dulu lah karena bikin resah warga. Apalagi lagi puasa dan PSBB," ujarnya. Setelah diinterogasi bersama polisi, aakhirya ketiga pemuda itu diperbolehkan pulang dengan membuat kesepakatan untuk tidak mengulangi hal serupa. Ia pun berharap, petugas kepolisan dan kewilayahan lebih melakukan penjagaan dan membantu warga dalam mengawasi orang asing yang datang ke kampungnya di masa PSBB dan Ramadan ini. "Tapi kalau sekali lagi sih harusnya dikandangin (penjara, red) saja biar jera. Ini bukan sekali terjadi, orang mabuk datang ke sini bikin gaduh. Selasa malam juga ada, satu orang mabok, minumnya di tempat lain, lalu lewat ke kampung kita, terus ribut. Ya kita amankan dan lapor polisi," tegasnya. (ryn/b/fin)