METROPOLITAN - Sempat sepi pada pekan perdana Ramadan, tradisi ziarah makam di Hari Raya Idul Fitri, kembali dilakukan masyarakat. Meski Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengimbau masyarakat agar tidak dulu melakukan hal ini. Namun pantauan Metropolitan, sejumlah warga tetap melakukan tradisi tersebut. Salah satu peziarah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rajeg, Kabupaten Bogor, Wisnu, mengatakan, berziarah merupakan salah satu tradisi rutin yang kerap kali dilakukan bersama keluarga saat Lebaran. Meski di tengah pandemi, hal ini tak mengurungkan niatnya bersama keluarga untuk melakukan ziarah. "Biasanya kami melakukan ziarah ke makam kakek dua kali, sebelum Ramadan dan saat Idul Fitri. Karena kemarin saat awal Ramadan masih ramai soal Covid-19, makanya kami baru melakukan ziarah kali ini," katanya kepada Metropolitan. Wisnu mengaku tidak takut melakukan ziarah, lantaran kegiatan ini merupakan salah satu bentuk ibadah. Bahkan, ini juga merupakan wujud kecintaannya terhadap mendiang kakeknya. "Yang di pasar aja beli baju nggak takut. Masa kami yang melakukan ibadah mesti takut sih," ujarnya. Ketua Umum MUI Kabupaten Bogor KH Mukri Aji, mengatakan, secara umum memang MUI tidak melarang masyarakat untuk melakukan ziarah kubur saat pandemi covid-19 seperti saat ini. Namun alangkah lebih baiknya jika hal tersebut jangan dulu dilakukan, lantaran dapat mengundang keramaian dan perkumpulan. Meski secara umum imbauan tersebut tidak ada dalam Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi terjadi Wabah Covid-19, namun dalam fatwa lainnya imbauan tersebut berlaku juga bagi ziarah kubur. "Secara khusus eksplisit memang tidak disebut dalam imbauan itu. Tapi secara umum masuk juga ke dalamnya. Yang penting jangan ada kerumunan massa, karena ziarah kubur itu kan pasti akan mengundang massa yang cukup besar," tutupnya. (ogi/c/els)