METROPOLITAN - Akademisi UIN Syarif Hidayatullah, Ali Munhanif menyebutkan Siti Nur Azizah, Muhamad dan Benyamin Davnie mempunyai peluang untuk menjadi pemimpin di Tangsel menggantikan Airin Rachmi Diany.
"Saya kira semua punya peluang. Tapi, yang pertama harus kita ketahui bawah politik yang selama ini dikedepankan pemimpin daerah yang terpilih dua kali Pilkada mengedepankan aspek-aspek saya kira di Tangsel kurang pas yakni dinasti. Aspek kekeluargaan menjadi pertimbangan utama dalam memimpin Tangsel. Harus kita akui di provini dari kota maupun kabupaten aspek ini menjadi kuat," ungkap Ali.
Lanjut Ali, harusnya pemimpin di Tangsel menunjukan governance yang baik dengan menunjukan kapasitas dan kapabilitas sebagai pemimpin. Terlebih Tangsel merupakan kota penyanggah Ibu Kota DKI Jakarta. Bukan menunjukan, aspek dinasti yang dinilai masih menjadi aspek paling tradisional dalam berpolitik untuk memimpin Tangsel.
"Padahal aspek itu adalah aspek yang paling tradisional dari pola mobilisasi politik untuk sekelas Tangsel. Tradisional dalam pengertian, semestinya kita mulai harus pertimbangkan aspek calon walikota yang menunjukan justru menunjukan governance, kapasitas dan kapabilitas unthk memimpin sebuah wilayah baru," terangnya.
Untuk itu, ada peluang bagi calon yang bertolak belakang dari politik tradisional atau dinasti. Dan menyanbut baik para bacalon yang percaya diri untuk memimpin serta mempunyai konsep ke arah transformasi Tangsel.
"Peluang calon baru yang bertolak belakang dari mainstream politik tradisional, saya kira punya peluang bagus. Syukur-syukur warga Tangsel sendiri sudah mulai menunjukan keinginan keluar dari kungkungan tradisional politik yang sudah selama ini diajukan oleh pola kepemimpinan di Tangsel, harus diakui," jelas Ali.
"Saya menyambut baik siapapun yang mempunyai keinginan potensi percaya diri untuk memimpin dan punya konsep yang bisa ditawarkan kepada warga untuk kearah mana Tangsel bertransformasi. Saya tetap mendorong muncul calon bagus," tutupnya. [rmolbanten/els)
