Jaga selalu dan lestarikan alam Indonesia. Itulah yang selalu digaungkan Wadanjen Kopassus, Brigjen TNI Muhammad Hasan, kepada masyarakat. Saat mengunjungi Telaga Saat, Desa Tugu Utara, Cisarua, ingatan Hasan membawanya ke masa lalu saat ia masih menjadi Danrem 061/ Suryakencana. HASAN menceritakan, saat itu ia berinisiatif merapikan Telaga Saat. ”Saya bersama teman-teman komunitas dan pemda sama-sama membuka Telaga Saat. Ketika itu saya membawa hampir 1.500 relawan, komunitas dan lainnya yang sama-sama mengerjakan Telaga Saat menggunakan alat manual,” katanya. Kondisi saat itu memprihatinkan. Banyak tanaman liar di area telaga. Akses masuk masih belum rapi dan barisan pepohonan belum tertata rapi. Mungkin hanya sekitar 20 persen telaganya, sisanya dipenuhi gulma dan tanaman liar lainnya. ”Kita pakai rakit untuk tarik akarnya,” sambungnya. Kini Telaga Saat berubah dengan kondisi rapi dan indah. Jalan setapak beralas paving blok terpasang di sekeliling telaga. Tidak ada lagi tanaman liar dalam Telaga Saat itu. Fasilitas lainnya, seperti gazebo, kamar mandi yang bersih serta akses yang cukup untuk mobil masuk sudah tersedia. Hamparan pegunungan serta udara Puncak yang sejuk disuguhkan bagi wisatawan yang melancong. Semua itu berkat relawan yang telah menjaga kelestarian alam Telaga Cisaat. ”Ini kebanggaan saya secara pribadi khususnya dan Pemkab Bogor. Mudah-mudahan Telaga Saat ini bisa jadi ikon pariwisata yang bisa memberikan nilai tambah untuk pemkab dan warga Kampung Cibulao,” tuturnya. Ia juga menitipkan kepada Pemkab Bogor dan masyarakat untuk menjaga kelestarian alam. ”Tolong untuk Pemkab Bogor jangan ada yang membuat rumah tapak di sini, karena takut mengganggu resapan air,” ucapnya. (cr3/c/els/py)