Kondisi jalur Puncak yang berliku dan menanjak nampaknya membuat kendaraan yang melintas harus bekerja ekstra. Namun banyak kendaraan yang tak kuat menanjak bahkan terbakar akibat korsleting listrik. Apa penyebabnya? DALAM 10 hari terakhir ini, tercatat ada tiga mobil yang terbakar. Pertama, pada Selasa (18/8) minibus Suzuki APV tiba-tiba terbakar saat melintas di Jalan Raya Puncak, tepatnya di Desa Tugu Utara, Cisarua. Mobil berpelat nomor F 1062 GB itu sempat mogok saat berada di tanjakan. Kedua, insiden mobil terbakar terjadi pada Rabu (26/8). Mobil MPV bernomor polisi B 1467 NFB ludes terbakar di jalur Puncak, tepatnya di depan kantor Polsek Cisarua. Mobil berwarna silver itu terbakar diduga karena korsleting listrik di bagian mesin. Saat di lokasi, diduga mobil sempat mogok dan tak lama mengeluarkan api. Insiden mobil terbakar ketiga terjadi pada Jumat (28/8). Mobil mewah Toyota Camry berpelat nomor B 2220 OK terbakar diduga korsleting arus listrik. Kepala Pemadam Kebakaran Unit Ciawi, Nendri, menuturkan, terbakarnya mobil diduga karena kondisi tidak prima dan juga kondisi jalan menanjak dan berkelok. “Tiga kecelakaan kebakaran itu rata-rata terjadi korsleting listrik dan memicu kebakaran pada mesin kendaraan,” jelas Nendri, kemarin. Diduga, banyak pengemudi memaksa kendaraan hingga overheat dan akhirnya memicu terjadi kebakaran. Ia pun mengingatkan agar para pengendara yang melintas di Jalur Puncak selalu memperhatikan kondisi kendaraan. Bila kendaraan sudah terjebak macet, jalan menanjak bisa dipastikan mesin akan panas. Untuk itu, pengendara bisa beristirahat dan mendinginkan kendaraan. “Bila kendaraan sudah panas, coba beristirahat sementara waktu dan melanjutkan perjalanan jika kendaraan sudah dalam kondisi baik,” katanya.(cr3/c/fin/py)