METROPOLITAN.id - Produksi sampah warga Kota Bogor tiap harinya berkisar di angka 650 ton per hari. Dari jumlah itu, hanya sekitar 500 ton saja yang terangkut ke TPA Galuga.
Berbagai cara dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor untuk menekan atau mereduksi jumlah sampah. Salah satunya dengan pengelolaan sampah organik melalui budidaya maggot di TPS 3R, Paledang DLH Kota Bogor.
Kepala Bidang Persampahan pada DLH Kota Bogor Dimas Tiko Prahadisasongko mengatakan, sejak Juli lalu, pihaknya melakukan pengelolaan sampah organik, yang dihasilkan PNS di DLH, dengan budidaya maggot. Selama Juli-Agustus, sampah para aparatur yang digunakan sebagai pakan maggot di TPS3R Paledang kantor DLH sebanyak 126,1 kilogram sampah.
"Awalnya gak muluk-muluk, setidaknya dari kita bisa mengurangi sampah organik ke Galuga. Setelah belajar bahwa maggot bisa mengurai sampah organik, kita coba, ternyata bisa mereduksi ratusan kilogram sampai organik dari aparatur saja," katanya kepada Metropolitan.id, akhir pekan lalu.
Tak hanya sampah organik dari para PNS, pihaknya juga mengumpulkan sampah organik dari truk tansit sampah, yang dua bulan terakhir terkumpul hampir satu ton. Sampah yang terkumpul pun terurai dengan sendirinya dan tinggal menghasilkan maggot dan sampah yang langsung bisa dijadikan pupuk.
"Di Juli kita panen maggot sekitar 18 kilogram, lalu di Agustus kita panen sekitar 81 kilogram. Dari empat kali panen selama dua bulan. Maggot-nya punya nilai jual karena bisa jadi pakan untuk lele, ternak ikan kolam dan lainnya. Sisa sampah langsung jadi pupuk.
Artinya dari proses ini betul-betul mereduksi sampah tanpa ada yang tersisa. Punya nilai ekonomis dan waktu mengurai sampah yang lebih singkat," tukasnya.
-
INOVASI : Kabid Persampahan DLH Kota Bogor saat menunjukan budidaya maggot untuk mereduksi sampah organik di lingkungan PNS DLH.
Pihaknya sendiri saat ini tidak terlalu berfikir soal nilai ekonomis yang bisa dihasilkan, tetapi lebih kepada upaya untuk mereduksi sampah organik yang dbawa ke TPA Galuga. Diketahui, sampah organik yang dibawa ke Galuga sekitar 60 persen dari total yang dibawa.
"Kebayang kalau rumah tangga, wilayah, itu bisa melakukan proses ini, sampah yang tereduksi bisa berkurang drastis. Ini tujuan besar kedepan, tapi setidaknya kita mulai dari aparatur sendiri di DLH, dari sampah rumah tangga sendiri," papar mantan kepala bidang Dalops Satpol PP Kota Bogor itu.
Sejauh ini, kata dia, wilayah yang sudah mulai mengadopsi upaya mereduksi sampah dengan budidaya maggot ini diantaranya Kelurahan Pakuan. Dengan menggandeng karang taruna, agar pengelolaan menjadi lebih teratur.
Memang, sambung Dimas, persoalan lokasi sedikitnya jadi kendala karena saat proses urai sampah oleh maggot, sedikit mengeluarkan bau asam dari sisa sampah organik.
"Makanya memang baiknya titiknya sedikit-sedikit, jadi bisa mengakali supaya tidak terlalu tercium baunya," imbuhnya.
Selain wilayah, kata Dimas, pihaknya juga sedang menyosialisasikan program ini kepada para pelaku usaha. Sehingga diharapkan para pelaku usaha, mulai dari restoran, rumah makan hingga kafe, bisa mengelola sampah organik sendiri dan mulai mengurangi jumlah sampah ke TPA.
"Kedepan ingin seperti itu, tapi saat ini ya kita mulai dari sendiri saja dulu, sedikit-sedikit. Poinnya kan jelas, pimpinan ingin kita itu bagaimana pola nya sudah harus mengurangi sampah dari sumbernya. Tidak lagi berfikir soal terus-terusan ke TPA," pungkas Dimas. (ryn)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:20 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 14:35 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 14:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 13:53 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 13:37 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 13:31 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 06:15 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:22 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:03 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:28 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:10 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:29 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:21 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:18 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:43 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 11:48 WIB