METROPOLITAN.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah berencana melakukan penyederhanaan kurikulum baru, yang akan diterapkan Maret 2021. Menjadi ramai lantaran mata pelajaran Sejarah tidak lagi masuk dalam mata pelajaran wajib bagi siswa SMA/sederajat. Seperti dikutip CNNIndonedisia.com, dalam file sosialisasi tentang penyederhanaan kurikulum dan asesmen nasional, kelas 10 nantinya pelajaran Sejarah digabung dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sedangkan kelas 11 dan 12, matpel Sejarah hanya masuk dalam pelajaran kelompok peminatan, yang tidak bersifat wajib. Padahal dalam kurikulum 2013 yang selama ini ditetapkan, matpel Sejarah Indonesia harus dipelajari terpisah dari mata pelajaran lainnya. Berikut matpel wajib siswa SMA kelas 10 dalam kurikulum yang disederhanakan : 1. Pendidikan Agama 2. PPKn 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. IPA 6. IPS 7. Bahasa Inggris 8. Seni dan Prakarya 9. Pendidikan Jasmani 10. Informatika 11. Program Pengembangan Karakter Sedangkan untuk siswa SMA/sederajat kelas 11 dan 12, baik kelompok IPA, IPS, Bahasa dan Vokasi, Sejarah juga tidak masuk pelajaran wajib. Mata pelajaran wajib bagi siswa kelas 11 dan 12 yaitu : 1. Agama dan Kepercayaan kepada Tuhan YME 2. PPKN 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Bahasa Inggris 6. Seni dan Prakarya 7. Pendidikan Jasmani Matpel Sejarah bisa dipelajari siswa kelas 11 dan 12 kelompok peminatan IPA, IPS, Bahasa dan Vokasi. Namun tidak bersifat wajib Siswa IPS akan diberi pilihan 5 mata pelajaran tambahan, yakni Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi dan Antropologi. Siswa hanya akan diminta memilih 3 dari 5 mata pelajaran tersebut. Artinya siswa diperkenankan untuk tidak memilih mata pelajaran sejarah untuk dipelajari. Di kelompok siswa peminatan IPA, Sejarah juga tidak termasuk matpel wajib dan bisa memilih untuk mempelajari atau tidak mempelajari sejarah. Kemendikbud Bantah Matpel Sejarah Dihapus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kini menegaskan pelajaran sejarah tak dihapus dari kurikulum. Dalam keterangan resmi seperti dikutip detikcom, Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Perbukuan pada Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan, pihaknya mengutamakan sejarah sebagai bagian penting dari keragaman dan kemajemukan serta perjalanan hidup bangsa Indonesia pada saat ini dan yang akan datang. "Sejarah merupakan komponen penting bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar sehingga menjadi bagian kurikulum pendidikan. Nilai-nilai yang dipelajari dalam sejarah merupakan salah satu kunci pengembangan karakter bangsa," tegasnya. Menyoal kabar dihapusnya pelajaran sejarah termuat dalam dokumen yang beredar terkait 'Sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum Asesmen Nasional', ia mengatakan rencana penyederhanaan kurikulum tersebut masih dalam tahap awal dan pembicaraan. "Masih berada dalam tahap kajian akademis. Penggodokan penyederhanaan kurikulum ini dilakukan dengan hati-hati. Kemendikbud juga mengharapkan dan apresiasi masukan dari seluruh pihak terkait, pemangku kepentingan pendidikan, termasuk organisasi, pakar, dan pengamat pendidikan, yang merupakan bagian penting dalam pengambilan kebijakan pendidikan," pungkasnya. (cnn/dtk/ryn)