Senin, 22 Desember 2025

Wabup Bogor Ingatkan Pentingnya Toleransi Antar Umat Beragama

- Selasa, 5 Januari 2021 | 12:43 WIB

METROPOLITAN.id - Wakil Bupati (Wabup) Bogor Iwan Setiawan mengingatkan pentingnya sikap toleransi antar umat beragama untuk menghindari perpecahan. Pesan tersebut disampaikan Iwan ketika membacakan sambutan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas saat memimpin upacara Hari Amal Bakti (HAB) ke-75 Kementerian Agama Tingkat Kabupaten Bogor di MAN 1 Cibinong, Selasa (5/1). Ada beberapa poin yang disampaikan Iwan tentang semangat Kementerian Agama baru dan semangat baru dalam mengelola Kementerian Agama. pertama, manajemen pelayanan dan tata kelola birokrasi yang harus semakin baik, termasuk di dalamnya pelayanan penyelenggaraan haji dan umrah, pendidikan agama dan keagamaan, serta pusat pelayanan keagamaan. Kedua, penguatan moderasi beragama. Salah satu penekanan moderasi beragama adalah pada penguatan literasi keagamaan, budaya toleransi dan nilai-nilai kebangsaan. Ketiga, persaudaraan yang meliputi merawat persaudaraan umat seagama, memelihara persaudaraan sebangsa dan setanah air dan mengembangkan persaudaraan kemanusiaan. Peringatan Hari Amal Bakti kali ini mengusung tema 'Indonesia Rukun'. Tema ini sejalan dengan semangat nasional yang menempatkan kerukunan umat beragama sebagai salah satu modal bangsa ini untuk maju. Tanpa kerukunan, akan sukar menggapai cita-cita besar bangsa agar sejajar dengan bangsa lain di dunia. Pengembangan toleransi dan kerukunan antarumat beragama merupakan karya bersama para tokoh agama dari masa ke masa. "Tanpa toleransi, tidak ada kerukunan. Toleransi dan kerukunan antar umat beragama dilakukan dengan tanpa mengusik akidah dan keimanan masing-masing pemeluk agama," kata Iwan. Selain itu, Iwan melanjutkan, pengalaman membuktikan toleransi dan kerukunan tidak tercipta hanya dari satu pihak, sedangkan pihak yang lain berpegang pada hak-haknya sendiri. Saat ini, semua mengembangkan moderasi beragama agar toleransi dan kerukunan yang sudah ada lebih mengakar di kehidupan sehari-hari. "Di negara yang berdasarkan Pancasila ini, tidak ada diktator mayoritas atau tirani minoritas. Dalam kaitan itu, semua umat beragama dituntut untuk saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing, di mana hak seseorang dibatasi oleh hak-hak orang lain," terangnga. Menurut Iwan, Pancasila adalah ideologi pemersatu yang merangkum nilai-nilai ke-Indonesiaan sebagai bangsa yang beragama. Sila pertama dan utama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, meneguhkan identitas nasional sebagai bangsa yang beragama dan bermoral. Komitmen religius dan moralitas menjadi barometer apakah suatu bangsa dapat menjadi bangsa yang besar atau tidak. Sejalan dengan itu, tugas dan tanggung jawab sejarah bagi seluruh bangsa Indonesia adalah mengisi negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, ini sejalan dengan asas demokrasi dan kedaulatan rakyat. "Bangsa Indonesia, dari generasi ke generasi harus bisa menjaga komitmen nasional tentang landasan bernegara di tengah dahsyatnya percaturan global di bidang geopolitik, ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi dan lain-lain," tandasnya. (*/fin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X