METROPOLITAN.id - Usai insiden nyaris tertukarnya jenazah pasien Covid-19 di RSUD Kota Bogor, Rabu (30/12/2020) lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor rupanya hanya memberikan teguran evaluasi kepada RSUD Kota Bogor. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyampaikan ada dua hal yang harus dievaluasi di RSUD Kota Bogor. Pertama, yakni ruang perawatan tidak boleh dibiarkan kosong “Ada dua yang harus dievaluasi. Pertama adalah tidak boleh kosong ruang perawatan itu. Apalagi ada jenazahnya itu tetep harus ada piket di situ,” kata Bima Arya kepada Metropolitan.id ketika ditemui di Balai Kota Bogor, Selasa (5/2). Kedua, sambung dia, nantinya begitu ada pasien Covid-19 yang meninggal dunia, maka jenazah pasien harus segera diberi label. “Yang kedua, begitu jenazah meninggal, harus langsung dilabel. Diberikan tag atau identitas supaya tidak tertukar. Itu evaluasinya,” tuturnya. Tak hanya itu, RSUD Kota Bogor pun sudah melakukan evaluasi langsung setelah insiden tersebut terjadi. Bima Arya mengatakan, evaluasi itu dilaksanakan oleh Dirut RSUD dr Ilham Chaidir bersama jajarannya secara langsung. Mengenai minimnya tenaga kesehatan (nakes) yang berjaga di RSUD Kota Bogor, Bima Arya mengungkapkan saat ini jumlah nakes memang sedang berkurang. Sebab, kini banyak nakes di RSUD yang juga terpapar Covid-19. “Itu juga kosong karena banyak nakes yang terpapar, kemudian jadi kurang. Jadi, saya minta tolong diatasi kesulitan itu. Kan sekarang juga sedang dilakukan proses rekrutmen nakes oleh RSUD Kota Bogor,” pungkasnya.(dil/b/ryn)