METROPOLITAN.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah mengajukan anggaran yang bersumber dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk beberapa kegiatan pembangunan di Kota Bogor. Meski belum mendapatkan kejelasan kapan dana bantuan bakala turun, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor melakukan pengecekan lapangan sebelum kepastian pelaksanaan, Kamis (7/1). Kepala Dinas PUPR Kota Bogor Chusnul Rozaqi menjelaskan, untuk pengajuan PEN mencakup tiga kegiatan, yakni pembangunan Jembatan Otista, Jembatan Sempur dan penataan kawasan Suryakencana. Untuk pengajuan anggaran pembangunan dua jembatan, ditengarai mencapai Rp194 miliar. Terdiri dari biaya jembatan Otista sebesar Rp120 miliar dan untuk jembatan Sempur Rp75 miliar. Sedangkan untuk revitalisasi kawasan Suryakencana diajukan anggaran Rp30 miliar. Ia menjelaskan, pembangunan Jembatan Otista dan Sempur akan menjadi satu kesatuan dengan skema rancang bangun atau design and buidl. Sehingga, anggaran itu pun membengkak dari rencana sebelumnya. Diketahui, pemkot sudah membuat desain perbaikan Jembatan Otista dan sudah dikaver APBD Provinsi Jawa Barat senilai Rp40 miliar. Sayangnya, harus batal terealisasi lantaran kena refocussing Covid-19. "Awalnya hanya pelebaran dengan anggaran Rp40 miliar, tetapi sekarang jadinya dibangun dari nol jembatannya. Jadi konsepnya pembangunan jembatan baru, disamping itu juga ada fasilitas jembatan untuk Trem, jadi jembatan lama tidak digunakan lagi," katanya. Dengan konsep baru itulah, dinilai wajar anggarannya naik dari Rp40 miliar menjadi Rp120 miliar. Penataan disekitar jembatan Otista tidak hanya penggantian jembatan saja, tetapi penataan kawasan disekitarnya. Termasuk mengintegrasikan pedestrian di Otista dan Kebun raya. "Jadi anggaran naik itu karena penataan total, membangun jembatan baru, pembanguna sayap di jembatan Ciliwung, pedestrian di Otista dan Kebun Raya," ungkap Chusnul. Ia menambahkan, pembangunan jembatan Sempur juga akan dibangun ulang sehingga anggarannya meningkat. Sebab jembatan lama memang sudah tua karena dibangun sejak zaman Belanda. Sedangkan terkait pembangunan revitalisasi kawasan Jalan Suryakencana, masih menggunakan Design Engineering Design (DED) lama. Termasuk perencanaannya melanjutkan penataan Jalan Ranggagading, Jalan Lawang Saketeng, Jalam Pedati dan 7 koridor Gang Roda, penataan pedestrian. "Pembangunannya drainase dan pedestrian, termasuk ornamen ornamen penataan kuliner di kawasan Suryakencana," tutup Chusnul.(dil/b/ryn)