METROPOLITAN.id - Di tengah pandemi yang belum berakhir, Kota Bogor masih akan menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada dunia pendidikan. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Pendidikan (Disdik) akan mengantisipasi membuat formula untuk menyempurnakan PJJ. Sebab hingga kini, masih terdapat banyak kendala dalam pelaksanaan. Hal itu diungkapkan Kepala Disdik Kota Bogor Hanafi. Pria yang baru saja duduk sebagai kepala menggantikan Fahrudin beberapa hari lalu itu mengakui tidak akan banyak melakukan inovasi dalam dunia pendidikan di tengah pandemi, yang masih berkutat dengan PJJ. Namun ia siap untuk menyempurnakan proses PJJ agar para guru bisa mendidik dan mengajar generasi muda Kota Bogor secara maksimal meski secara daring. "Hari ini proses belajar mengajar secara tatap muka terhambat, tidak hanya di Kota Bogor melainkan di dunia, karena kondisi pandemi Covid-19. Ini bencana non alam yang sama-sama kita hadapi. Belum ada formula yang sangat baik untuk proses belajar mengajar ini, selain dari daring (PJJ, red)," kata Hanafi usai melakukan serah terima jabatan di aula Disdik Kota Bogor, Senin (1/3) sore. Menurutnya, pelaksanaan PJJ bakal dievaluasi setiap saat. Ia berharap transfer ilmu hingga menulis, yang merupakan hak dari siswa didik, tentu harus bisa diterima secara utuh. Sebab hanya itu yang bisa dilakukan oleh negara atau pemerintah saat ini. "Kewajiban sebagai siswa mungkin sudah terpenuhi. Namun kita harus pahami bahwa pembinaan guru sebagai pendidik itu yang terhambat hari ini," tegasnya. Jika proses belajar tatap muka, kata dia, guru tidak hanya memberikan materi belajar secara langsung, tapi tanpa disadari memberikan pendidikan secara langsung. Serta melakukan pembinaan kepada anak seperti etika dan lainnya. Hal itu yang sekarang ini tidak bisa dilakukan. "Yang biasanya dididik oleh guru, dibina oleh guru, sepenuhnya sekarang diserahkan kepada orang tua. Tentu ada masalah baru lagi di keluarga, yang biasanya anak itu menerima ilmu secara langsung tatap muka, sekarang harus mulai daring. Adaptasi itu tentu akan mendapatkan kendala sampai saat ini. Konsentrasi bagi anak berkurang karena diwarnai kegiatan lain di rumah, sehingga jadi persoalan baru," tukas mantan kepala Bappeda Kota Bogor itu. Hari ini, sambung dia, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih berlaku di Indonesia. Termasuk didalamnya proses belajar mengajar dan semua harus dipatuhi. Mau tidak mau harus dilakukan karena jika tidak bisa berbahaya, sebab Covid-19 belum sepenuhnya hilang. Pemberian vaksin baru dilakukan dengan harapan nanti bisa kembali normal dan proses belajar mengajar tidak lagi jarak jauh. "Beberapa bulan lalu, Pemkot Bogor telah mencoba mengajukan proses belajar mengajar secara langsung, tetapi tidak bisa. Bahkan pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM karena korban yang terpapar Covid-19 terus meningkat. Meski begitu, evaluasi terhadap pembelajaran jarak jauh ini akan terus dilakukan misal aplikasinya ada kendala kita perbaiki," ujar Hanafi. Salah satu kendala PJJ yang akan diperbaiki diantaranya ketersediaan sarana prasarana, termasuk kuota dan sinyal. Pemkot pun berupaya dengan menyediakan wifi publik, yang dilaunching pada tingkat RW untuk memudahkan masyarakat. "Selain itu, belum lagi adanya masyarat yang belum mempunyai gadget atau tidak bisa menggunakan gadget. Tapi mudah-mudahan kedepan tidak ada lagi kendala-kendala seperti itu," pungkasnya. (ryn)