Minggu, 21 Desember 2025

Hiks, Sudah 6 Bulan Dana Insentif Nakes di Bogor Belum Disalurkan

- Minggu, 21 Maret 2021 | 17:00 WIB

METROPOLITAN.id - Dana insentif bagi tenaga kesehatan (nakes) Kabupaten Bogor yang berjuang memerangi Covid-19 ternyata tersendat pencairannya. Salah satu nakes dari Puskesmas Rumpin, Nuril mengungkapkan, sejak November tahun lalu, dana insentif nakes belum ia terima hingga saat ini. "Terakhir Oktober. Dari November sampai sekarang belum cair," katanya kepada Metropolitan.id, Minggu (21/3). Tak hanya bertugas untuk memerangi Covid-19, para nakes yang ada di Puskesmas Rumpin juga mendapatkan tugas tambahan yaitu pemberian vaksinasi kepada masyarakat Kabupaten Bogor. Sejauh ini, sambung Nuril, sudah 1000 orang diberikan vaksin melalui fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. "Terkadang vaksinasi diberikan di puskesmas, atau kami yang menghampiri penerima vaksin jika di satu lokasi tersebut ramai penerimanya," jelas Nuril. Meski belum mendapatkan haknya, Nuril sendiri tidak berharap banyak akan adanya penyaluran dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Sebab, insentif yang seharusnya ia terima berasal dari Kementerian Kesehatan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/278/2020. Pembagian insentif dibagi menjadi empat kategori. Di antaranya adalah Dokter Spesialis Rp15 juta, Dokter Umum dan Gigi Rp10 juta, Bidan dan Perawat Rp7,5 juta dan Tenaga Medis lainnya Rp5 juta. "Harapannya mudah-mudahan pelaksanaan vaksin lancar, masyarakat mau di vaksin, dan semua kembali beraktivitas secara normal. Kalau masalah insentif, kalau dari pusatnya belum turun, Pemda Bogor juga nggak bisa berbuat banyak," jelasnya. Kondisi serupa juga dialami oleh salah satu perawat dari RS Medika Dramaga, Muhammad Nurdin. Ia mengaku belum mendapatkan dana insentif sejak Oktober. "Insentif belum turun semua, Oktober sampai saat ini belum," ungkapnya. Sebagai perawat yang langsung bersentuhan dengan pasien positif Covid-19, Nurdin mengaku selalu diselimuti oleh rasa takut terpapar. Bahkan pada awal pandemi, selama tiga bulan ia tidak pernah pulang ke rumah dan harus menjauh dari sang isteri, untuk menjaga keluarganya agar tidak terpapar. Tak sedikit juga rekan-rekan seperjuangannya yang berguguran selama setahun pandemi terjadi. "Teman-teman (perawat, red) banyak yang tumbang, sahabat saya sampai dirawat bahkan sampai kena ICU dan hampir meninggal. Bahkan sampai saat ini saya masih takut kalau pulang ke rumah. Bukannya apa-apa, takut nularin ke istri dan keluarga," ujarnya. Dana insentif yang seharusnya ia dan rekan-rekannya terima itu menurutnya bukan sesuatu yang ia harapkan. Namun, memang ia berharap adanya apresiasi dari pemerintah kepada para nakes yang sudah berjuang selama setahun ini memerangi Covid-19. "Mungkin kalau dibilang ngarep sih nggak terlalu ya. Yang penting ada apresiasi dan dukungan lah dari pemerintah. Terurama dari masyarakat agar tetap patuhi prokes. Karena lebih sedih melihat pasien yang masuk ke RS daripada tidak mendapatkan insentif," pungkasnya. (dil/c/fin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X