Senin, 22 Desember 2025

Kota Bogor Siapkan Operasi Pasar buat Warga Tidak Mampu saat Ramadan

- Minggu, 28 Maret 2021 | 11:15 WIB
Kepala Diskop UKM-Dagin Kota Bogor Ganjar Gunawan.
Kepala Diskop UKM-Dagin Kota Bogor Ganjar Gunawan.

METROPOLITAN.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memastikan bakal menggelar Operasi Pasar (OP) pada Ramadan nanti, untuk menstabilkan harga dan ketersediaan bahan pangan di Kota Bogor. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor Ganjar Gunawan. Pihaknya sedang merencanakan operasi pasar pada Ramadan nanti, untuk tiga komoditi utama bahan pangan. "Operasi Pasar kita sedang rencanakan, pasti akan dilaksanakan pada bulan Ramadan. Satu atau dua minggu jelang lebaran. Sudah kita siapkan, seperti tahun-tahun lalu lah. Komoditinya beras, minyak goreng dan gula," katanya saat ditemui Metropolitan.id. Dalam waktu dekat, sambung dia, pihaknya akan bekerjasama dan berkoodrinasi dengan camat-camat se-Kota Bogor, untuk mengetahui kebutuhan pada operasi pasar nanti. "Kiira kerjasama dengan para camat, minta data dari camat. Jadi sasaran operasi pasar ini benar-benar adalah warga tidak mampu dan membutuhkan. Senin besok kita akan mulai koordinasi dengan kecamatan," papar Ganjar. Untuk pasokan komoditi, kata dia, sudah mendapat plot dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan tidak dengan Perumda Pasar Pakuan Jaya. Meski begitu, ia menegaskan bahwa operasi pasar pasti akan dilakukan saat Ramadan nanti. "Nggak (kerjasama dengan Pasar Pakuan Jaya), karena kita sudah diplot sama provinsi. Yang jelas sudah pasti operasi pasar akan dilakukan Ramadan nanti," jelas Ganjar. Di sisi lain, kata Ganjar, sebagian besar harga komoditi sembako dan bahan pangan di Kota Bogor terpantau masih relatif normal, beberapa pekan jelang Ramadan. "Sejauh ini belum ada lonjakan, untuk sembilan bahan pokok yang wajib dipantau Disperindag itu masih landai, masih normal," ujar mantan kepala pelaksana BPBD Kota Bogor itu. Ia mengakui ada kenaikan harga pada beberapa komoditi, diantaranya cabai rawit merah. Sempat menyentuh angka Rp140 ribu per kilogram, kini perlahan turun ke angka Rp105 ribu per kilogram. Selain itu, secara umum cabai bukan bagian dari sembilan bahan pokok. Sehingga pihaknya hanya bisa melakukan pemantauan dan pelaporan ke Pemprov Jabar. "Cabai di kita kan didatangkan dari luar (Bogor), dari Jawa Timur. Selain itu kan cabai memang tergantung cuaca. Makanya ada fluktuasi. Sekarang mulai turun ke Rp105 ribu per kilogram. Normalnya kan Rp70ribuan. Selain itu, telur juga sempat naik tapi kini sudah normal kembali," pungkas Ganjar. (ryn)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X