METROPOLITAN - PT Amarta Karya (Persero) atau AMKA menyatakan pada Mei 2021 pihaknya dan PSO proyek Bukit Algoritma Sukabumi akan mulai menggarap proyek yang dijuluki Silicon Valley Indonesia ini. Direktur Utama AMKA, Nikolas Agung, mengatakan bahwa proses ground breaking atau peresmian akan dilakukan antara awal hingga pertengahan Mei 2021. Setelah itu baru pembangunan akan mulai digenjot. ”Kira-kira awal sampai pertengahan Mei kami akan lakukan ground breaking di sini,” jelasnya. Ia mengatakan, investasi senilai 1 miliar euro atau setara Rp18 triliun akan menjadi modal pembangunan selama tahap pertama atau tiga tahun pertama, yakni pada 2021-2023. Walau telah berdiri sejak 1962, Nikolas mengaku Bukit Algoritma merupakan proyek megapertama yang dikantongi perusahaan. Pada tiga tahun pertama, ia membeberkan pembangunan akan difokuskan meneruskan jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) seksi dua ruas Cigombong-Cibadak yang diperkirakan selesai pada Agustus. Dari sana akan dibangun Tol sepanjang 10 kilometer (km) dari salah satu pintu Tol Cibadak menuju kawasan Bukit Algoritma. Lalu akan dibangun jalan penunjang akses kawasan (secondary) yang diperkirakan sepanjang 30 km. Selain itu, bakal dibangun fasilitas penunjang seperti air, listrik dan gedung-gedung yang telah masuk perencanaan, yakni gedung riset nanoteknologi, bio-teknologi dan lainnya. Ia juga menyatakan akan dilakukan adopsi teknologi dari Jepang untuk memastikan infrastruktur yang dibangun kuat dari terpaan bencana alam seperti gempa. ”Kontrak yang kami tanda tangani masih kontrak payung karena desain akan kami lakukan dan tempat ini menjadi potensi akan mengadopsi teknologi dari perusahana Jepang, Kajima, TOA dan lainnya, karena mereka ahli untuk membuat gedung-gedung tahan gempa,” jelasnya. Seperti diketahui, megaproyek bernilai Rp18 triliun digadang-gadang akan dibangun di daerah Cikadang dan Cibadak, Sukabumi. Lahan yang disiapkan untuk proyek seluas 888 hektare dan merupakan proyek swasta, sehingga tidak menggunakan APBN. Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya, Budiman Sudjatmiko, mengatakan, proyek akan digarap dalam tiga tahapan dengan proyeksi rampung dalam 11 tahun. Ia mengatakan, saat ini sudah ada tiga universitas dalam negeri yang telah menyetujui untuk membangun pusat riset di Bukit Algoritma, yakni ITB, IPB dan UNPAD. Masing-masing menerima hibah 25 hektare lahan. ”Lahannya silakan gratis tapi nanti profit sharing (bagi untung), hasil risetnya dibagi sama KSO tapi tanahnya gratis. Jadi tawarannya bisa beli, sewa atau gratis,” paparnya. (cnn/els/py)