METROPOLITAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus mematangkan rencana pembangunan moda transportasi Trem di Kota Bogor. Dengan target operasional Trem, Pemkot Bogor bersama PT KAI dan PT Iroda melakukan pembahasan terkait pendanaan dan integrasi rencana rute Trem dengan Stasiun Bogor di Balai Kota Bogor. “Kami membahas terkait studi kelayakan Trem yang terintegrasi dengan kebutuhan-kebutuhan PT KAI,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Rudy Mashudi. Rudy mengatakan, pembahasan rute sudah selesai kali ini lebih pada integrasi rute Trem dengan stasiun kereta api, MRT, Stasiun Bogor dan konektivitas dengan beberapa moda transportasi lainnya. Pihaknya juga membahas terkait anggaran membangun Trem yang membutuhkan dana sekitar Rp1,9 triliun. “Terkait anggaran ini, kami mencari dengan dua cara, yakni government funding atau corporate funding. Corporate funding lebih diperuntukkan mengembangkan TOD (Transit Oriented Development) di Kota Bogor di mana regulasi dan perwali-nya sedang disusun,” katanya. Anggaran Rp1,9 triliun ini dibutuhkan untuk membangun Trem dan memperkuat kelembagaan PDJT. Rencana meluncurnya Trem di Kota Bogor ditarget harus beroperasi pada 2024. “Rute Tremnya dari Baranangsiang ke Otista, Juanda, Kapten Muslihat, Nyi Raja Permas, MA Salmun, Sawojajar, ke Sudirman balik lagi Otista. Ini koridor satu yang akan diproses dulu,” ungkapnya. Sebelumnya, Pemkot Bogor telah menyambangi salah satu titik lokasi yang rencananya dijadikan Depo Trem. Di antaranya lahan milik Jasa Marga di sisi Tol Jagorawi, lalu Stasiun Bogor dan lahan milik salah satu pengembang perumahan di kawasan Tanahbaru, Kecamatan Bogor Utara atau tepatnya di sebelah gardu induk PLN. “Kami sudah meninjau salah satu titik, yakni di kawasan Tanah Baru atau tepatnya dekat Gardu Induk PLN. Di sana ada lahan milik perumahan yang masih kosong. Tapi tentu saja itu harus menempuh studi kelayakan terlebih dulu,” kata Rudy. Berdasarkan kajian yang dilakukan Colas Rail, agar Trem bisa beroperasi di Kota Bogor harus didukung fasilitas seperti depo dan tempat pemeliharaan. Di mana saat ini lokasinya sedang dikaji. Depo Trem sendiri ditengarai membutuhkan luasan lahan 5 hingga 10 hektare dan lahan di kawasan Tanahbaru tersebut memungkinkan untuk dijadikan depo. “Dari hasil pembicaraan dengan pengembang perumahan tersebut, dalam site plan mereka memang sudah ada frontage sepanjang 10 meter,” ujarnya. Rudy menegaskan, pengembang menyambut baik serta sempat menanyakan bagaimana pola yang digunakan. “Apakah ganti untung, ganti rugi atau sewa. Tetapi urusan tersebut tetap harus menempuh mekanisme appraisal dan studi kelayakan untuk memutuskan, jadi atau tidaknya,” bebernya. Kendati demikian, Pemkot Bogor tak mau terburu-buru memutuskan, mengingat masih ada beberapa opsi lokasi penempatan Depo Trem. “Sedang dikaji beberapa tempat. Bisa di stasiun, bisa juga di lahan Jasa Marga sepanjang Tol Jagorawi. Ya, kita cari dulu yang layak. Kami masih lakukan penjajakan dengan berbagai pihak, termasuk Jasa Marga,” tuntasnya. Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya dan beberapa pejabat Kota Bogor menyambangi Menteri BUMN Erick Thohir. Dalam kunjungannya itu, Bima mengaku melakukan pembahasan terkait skema pendanaan dan pembangunan Trem di Kota Bogor. Di mana untuk skema pembayaran diketahui ada dua opsi yang dimiliki. Pertama adalah opsi corporate funding yang pendanaannya 100 persen dari corporate. Sebab, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor tak mungkin bisa menanggung beban biayanya. ”Ada opsi combine structure funding juga. Jadi mengombinasikan antara anggaran bantuan dari pemerintah pusat dengan corporate,” kata Bima. Saat ini, di bawah pimpinan Erick Thohir, Bima mengaku sudah membentuk tim pembangunan Trem Kota Bogor. ”Jadi, kolaborasi antara unsur BUMN dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang akan terus bekerja untuk memastikan tahapan-tahapannya berjalan secara cepat,” ujarnya. Untuk itu, Feasibility Study (FS) yang saat ini tengah dikerjakan tim pembangunan Trem Kota Bogor direncanakan rampung pada Juni. Dari situ akan diketahui bagaimana nanti skema pembayaran dan siapa operator Trem di Kota Bogor. ”Saya juga sudah laporkan Trem kepada presiden dan presiden mendukung penuh dan meminta diakselerasikan dengan kementerian-kementerian terkait,” ungkapnya. (ryn/ mam/py