METROPOLITAN - Dibalik penutupan Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan larangan ziarah kubur pada Hari Raya Idul Fitri 1442 H yang dikeluarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, sejumlah tempat pemakaman di Kota Bogor nyatanya masih ramai didatangi peziarah. Salah satunya seperti yang terpantau di tempat pemakaman lokal yang berlokasi di Mentengasri, Kelurahan Cilendek, Kecamatan Bogor Barat, Kamis (13/5). Peziarah yang didominasi warga Kota Bogor itu masih melakukan aktivitas rutin tahunan Idul Fitri, yakni ziarah kubur. "Ini kan kegiatan setahun sekali. Tidak mungkin kita melewati rutinitas ziarah kubur. Apalagi, kita ziarah ke makam orang tua sendiri," kata seorang peziarah yang ditemui di lokasi, Septian (30). Menurutnya, ia cukup memahami kebijakan yang dikeluarkan Pemkot Bogor terkait penutupan TPU dan larangan ziarah kubur pada Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Namun, ia memastikan kegiatan ziarah kubur yang dilakukan bersama keluarganya itu sudah menerapkan protokol kesehatan (prokes), termasuk jaga jarak. "Kita tetap menerapkan prokes. Setelah ziarah kita langsung pulang tanpa berkerumun dengan warga sekitar. Termasuk kita tidak membawa anak kecil dalam ziarah ini," ujarnya. Diberitakan sebelumnya, lebaran tahun ini akan terasa sangat berbeda. Musababnya, setelah adanya larangan mudik, warga se-Jabodetabek, termasuk Kota Bogor dipastikan tidak boleh melakukan tradisi tiap Hari Raya Idul Fitri. Yakni ziarah kubur ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Hal itu diungkapkan Wali Kota Bogor Bima Arya, setelah mengadakan pertemuan dengan pimpinan daerah se-Jabodetabek, Senin (10/5). “Pimpinan daerah se-Jabodetabek sepakat, untuk menutup TPU-TPU. Akan berlaku mulai Rabu (12/5) hingga 16 Mei mendatang,” katanya saat diskusi daring dengan awak media, Senin (10/5). Ia mengakui kebijakan itu merupakan hal sulit lantaran menjadi tradisi yang sudah dilakukan bertahun-tahun. Maka pihaknya pun sejak saat ini sudah langsung melakukan sosialisasi kepada RT dan RW di wilayah. “Itu salah satu poin penting tadi. Keputusan se-Jabodetabek tadi sudah diputuskan. Kebijakan ini nggak mudah, pasti ada pro kontra. Tapi ini usaha kita supaya kita nggak kayak India, di mana terjadi lonjakan kasus Covid,” tuntasnya. (rez)