METROOLITAN.id - Dunia usaha termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terus beradaptasi dan bertransformasi secara cepat akibat pandemi Covid-19. Merespon kondisi ini, pemerintah juga berupaya mendorong geliatnya lewat berbagai program. Beberapa program yang sudah diluncurkan pemerintah di antaranya pemberian bantuan modal kerja, subsidi kredit UMKM, hingga relaksasi bunga kredit perbankan demi mempertahankan sektor UMKM. Tak hanya dari sisi suplai, pemerintah juga mendorong sisi permintaan agar pengusaha UMKM terus menggeliatkan usahanya meski masih dalam pandemi. Stafsus Menkop UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Fiki Satari mengatakan, dari beberapa hasil survei, khususnya survei yang mengkaji dampak program pemulihan ekonomi nasional (PEN) terhadap UMKM seperti yang dirilis Lembaga Demografi FMB UI, menunjukkan 99 persen UMKM sudah mendaftar dan menerima bantuan pemerintah. Dari bantuan yang diterima, mayoritas para pelaku UMKM membelanjakan bantuan tersebut untuk membeli bahan baku dan barang modal. Menurutnya, Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro yang sudah tersalurkan hingga saat ini menggapai 9,8 juta usaha mikro atau setara dengan Rp11,76 triliun. Jumlah tersebut mencapai 77 persen dari pagu anggaran yang totalnya senilai Rp16,36 triliun. Banpres Produktif tahap kedua juga akan kembali dibuka pada Juni ini dengan menyasar 3 juta usaha mikro. Kementerian Koperasi dan UKM juga tengah mengkaji pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) bagi UMKM unggulan untuk bisa mendapatkan kredit hingga Rp20 miliar. Tujuannya, agar UMKM Indonesia bersaing di kancah global. “Kita berharap ini bisa segera ditetapkan pemerintah,” ujar Fiki saat Dialog Produktif KPCPEN bertajuk Kreativitas UMKM Bertahan di Masa Pandemi, Jumat (18/6). Bank BRI menjadi salah satu mitra strategis pemerintah dan terus fokus mendampingi pelaku UMKM selama pandemi. “Total portofolio kredit BRI lebih dari 80 persennya adalah UMKM. Oleh karena itu, BRI betul-betul berusaha menjadi mitra strategis pemerintah mengakselerasi program PEN 2021 ini,” kata Direktur Bisnis Kecil & Menengah BRI, Amam Sukriyanto. Terkait wacana pemerintah meningkatkan KUR hingga Rp20 miliar, Amam mengaku siap menyambut rencana tersebut. "Kami dengan senang hati menunggu aturan pemerintah yang baru apabila nanti bisa sampai mengucurkan KUR hingga Rp20 miliar,” ungkapnya. Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Ikhsan Ingratubun mengaku UMKM di Indonesia saat ini memang sudah mulai bangkit meski belum pulih seperti 2019 lalu. Selain itu, ada pergeseran cara menjual dengan beralih ke digital atau online. "Kami mencatat sekitar 5 juta pemain baru di marketplace online pada saat pandemi ini. Mau tidak mau memang UMKM harus masuk dunia digital atau marketplace supaya bisa bertahan,” tutur Ikhsan. Ikhsan juga menjelaskan, inisiatif Banpres Produktif Usaha Mikro yang digagas dalam program PEN pada 2020 dan 2021 sangat tepat dalam membantu pengusaha mikro yang pada saat pandemi Covid 19 mengalami kesulitan modal untuk bertahan. “Selain pengusaha mikro, ada tipikal UMKM yang tidak mampu membayar utangnya, yang akhirnya diberikan keringanan pembayaran suku bunga kredit bahkan bunganya didiskon 50 persen lewat kebijakan pemerintah. Untuk UMKM yang mampu bertahan di masa pandemi diberikan KUR yang sangat membantu mereka untuk bertransformasi,” jelasnya. Pendapat Ikhsan diamini pengusaha atau pemilik Palem Craft, Deddy Effendy. Ia dan pelaku usaha lainnya bisa merasakan stimulus pengurangan suku bunga kredit selama pandemi Covid-19. “Sehingga pengusaha UMKM bernapas cukup panjang di masa pandemi ini,” tandas Deddy. (fin)