METROPOLITAN - Banyak keluhan warga terkait lambatnya proses Program PTSL di ATR/BPN Jakarta Timur tahun anggaran 2019. Salah satunya Kelurahan Batuampar, Kecamatan Kramatjati yang hingga kini hampir sebagian besar belum dapat diterima pemohon. Menanggapi hal itu, mantan Lurah Batuampar, Badrudin, angkat bicara. Menurut Badrudin, lambatnya proses sertifikat gratis terkait keluhan salah seorang warga di RW 01 Kelurahan Batuampar, karena saat diminta bukti kepemilikan atas tanah (akta jual beli, red) tidak pernah diberikan. ”Panitia sebenarnya sudah minta bukti kepemilikan tanah yang asli, tapi warga di RW 01 yang saya tahu lurah Cawang ini tidak mau memberikan. Sebenarnya dalam proses PTSL tidak boleh mengajukan dua bidang dengan nama yang sama,” jelasnya. Untuk yang dipersoalkan warga, sambung dia, sebagian besar sertifikat gratis di Batuampar sudah selesai semua dan tinggal sebagian yang belum diambil pemohon. ”Saya sudah hubungi BPN melalui telepon dan langsung dibantu ASN BPN Jakarta Timur. Sebab sebelumnya untuk pemberkasan di Batuampar ditangani Bagus, tapi dia sudah pindah,” ujarnya. ”Tapi Alhamdulillah sekarang sudah selesai semua. Sebenarnya permohonan yang belum selesai itu Kelurahan Cawang. Menurut informasi dari BPN hampir 800 bidang lagi yang belum selesai. Kalau Batuampar kurang lebih 150 bidang lagi,” sambungnya. Sebelumnya, Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, Mujiyono, memaparkan, pihaknya masih menunggu hasil kerja Panitia Khusus (Pansus) terkait hal tersebut. “Menunggu hasil kinerja pansus yang tak akan lama lagi,” katanya kepada Metropolitan. Mengenai anggaran pembiayaan dalam Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) atau Dana Hibah yang diserap dari Anggaran Pendapatan Pembelanjaan Negara (APBN), menurut politisi kelahiran Wonogiri dari Fraksi Demokrat ini, akan menjadi pembahasan dan menunggu hasil rekomendasi. ”Menunggu hasil rekomendasi. Kami akan tunggu hasilnya, nanti akan kelihatan,” katanya. Sementara itu, Lurah Batuampar, Ruslan, mengaku mengetahui apa pun. ”Tanyakan langsung pada lurah yang dulu, karena banyak warga juga yang menanyakan hal tersebut. Saya masuk menjabat lurah di Batuampar setelah program PTSL itu selesai,” pungkasnya. (tob/suf/ py)