METROPOLITAN.id - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor menjelaskan alasan Rumah Sakit (RS) Lapangan belum beroperasi secara maksimal saat ini. Kekurangan tenaga kesehatan (Nakes) jadi salah satu faktor penyebabnya. Hal itu seperti diungkapkan Dirut RSUD Kota Bogor, dr Ilham Chaidir. Menurutnya, sampai saat ini pihaknya masih kekurangan SDM baik nakes maupun tenaga pendukung lainnya. "Hari ini saja kita membutuhkan 60 perawat baru. Tapi, setelah kita buka rekrutan (60 perawat) yang daftar hanya 12 orang saja," kata Dirut. "Maka solusi yang diambil saat ini, kita mengurangi pasien umum dulu dan perawatnya kita alihkan untuk menangani pasien Covid-19," sambungnya. Akan tetapi masalah tidak berhenti melalui solusi itu saja. Faktanya, banyak sejumlah perawat di lingkup RSUD Kota Bogor yang ikut terpapar Covid-19. Terhitung, saat ini saja dari 470 perawat yang ada di lingkup RSUD Kota Bogor, sebanyak 55 orang terpapar virus Corona. Maka, solusi lain yang diambil pihaknya saat ini adalah, meminta satu perawat menangani hingga 15 pasien Covid-19 sekaligus. "1 perawat idealnya merawat 6 pasien, karena saat ini aja banyak perawat yang terpapar, maka 1 perawat bisa (menangani) 10-15 pasien, kondisi ini sangat melelahkan," imbuhnya. Memang, dilanjutkan Dirut, dalam kondisi seperti ini berapapun jumlah nakes yang dimiliki, tidak akan pernah ideal dalam menangani pasien Covid-19. Karena, jika berkaca dari pengalaman yang sudah, peperangan melawan virus Corona ini masih akan terus terjadi. "Kita sudah menangani 1,5 tahun lebih tidak berisitirahat, kita tidak pernah work from home melainkan work from hospital, jadi saya berpikir sekarang biar masyarakat menilai jangan egois," beber Dirut. "Masyarakat saya melihat masih egois karena kita lihat liburan masih penuh di jalan, makan-makan di luar, abai pada prokes, sementara nakes terus menggempur kekuatan, maka tolong lah sekali untuk memperhatikan hal ini kita sama-sama," lanjutnya. Soal solusi agar nakes tidak terpapar saat merawat pasien Covid-19, ditambahkan Dirut, ada beberapa tahapan yang sudah diterapkanya, di mana salah satunya adalah memperketat protokol kesehatan (Prokes). "(Sebenarnya) mau tidak mau dalam satu bulan terakhir ini kita berhadapan dengan hal itu. Mulai kelihatan kelelahan-kelelahan dari nakes. Karena paparan itu sekarang bisa terjadi di dalam dan luar rumah," ungkap Dirut. "Tapi saya berpikir kita tetap bersemangat di RSUD dan saling menjaga. Saya hanya meminta tolong sekarang deh dari Prokes masyarakat terutama dalam menjaga mobilisasi," ujarnya. Untuk diketahui, Rumah Sakit (RS) Lapangan Kota Bogor secara resmi sudah menerima pasien Covid-19 sejak Kamis (1/7) malam. Saat ini, ada sebanyak delapan pasien positif virus Corona yang ditangani pada hari pertama pengoperasian RS Lapangan tersebut. Koordinator RS Lapangan Kota Bogor, dr Shanda mengatakan, dalam pengoperasian RS Lapangan ini pihaknya membagi tiga tahap. Pertama, pihaknya membuka sebanyak 18 tempat tidur. Dengan rincian, 10 tempat tidur bagi pasien perempuan dan 8 tempat tidur bagi pasien laki-laki. "Kriterianya pasien kuning atau sedang. Kalau pun berat akan kita siapkan," kata dr Shanda, Jumat (2/7). Kedua, membuka sebanyak 30 tempat tidur. Dengan rincian masing-masing 15 tempat tidur bagi pasien perempuan dan laki-laki. Terakhir, apabila kasus masih melonjak tinggi, pihaknya akan menyiapkan sebanyak 64 tempat tidur. Dengan rincian masing-masing 20 tempat tidur bagi pasien perempuan dan laki-laki. "Nanti pasien perempuan akan dirawat di lantai 2, sedangkan laki-laki di lantai 3. Lantai 1 nya kita gunakan bagi pasien yang butuh observasi lanjutan," imbuhnya. "Tapi ini semua kita lakukan secara bertahap, karena kita masih harus melengkapi tenaga kesehatannya baik dokter, perawat hingga tenaga non medis lainnya," tandas dia. (rez)