METROPOLITAN.id - Kampung Ciater, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, kembali dihantam longsor, Jumat (10/9). Sejumlah warga yang rumahnya ambruk mengungsi dan nyaris seratusan warga ikut terdampak sejak longsor pertama Agustus lalu. Kasi Kedaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Adam Hamdani mengatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan evakuasi terhadap masyarakat dan langsung mengungsikannya ke rumah kerabat mereka. "Longsoran itu dimulai pukul 16:00 WIB, Jumat kemarin. Bahkan tanah tersebut terus bergeser hingga pukul 20:00 WIB, hingga dua rumah ambruk," ujar Adam, Sabtu (11/9). Menurut Adam, lokasi longsor berada di sekitar galian tambang PT BSM yang berada di Kampung Ciater RT01/07. Pergesaran tanah terus terjadi sehingga berdampak pada lingkungan di sekitar tambang. Adam menjelaskan, ada 16 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 89 jiwa di Kampung Ciater yang terdampak. Longsor juga berdampak pada 1 KK yang terdiri dari 4 jiwa di Kampung Jati Nunggal. "Yang terdampak di Kampung Ciater ada 16 KK, 89 Jiwa. Di Kampung Jati Nunggal sebanyak satu KK dan empat jiwa yang terdampak," ungkapnya. Informasi yang dihimpun, longsor pada Jumat (10/9) kemarin mengakibatkan sedikitnya empat bangunan ambruk . Di antaranya toko kusen, bengkel sepeda dan dua rumah wilik warga. Longsor juga memutus akses jalan yang menghubungkan tiga Kecamatan, yakni Desa Cipinang Kecamatan Rumpin, Desa Tegallega Kecamatan Cigudeg dan Desa Dago Kecamatan Parungpanjang. Salah satu pemilik rumah, Marhamah mengatakan, longsor terjadi usai Maghrin sekitar pukul 18.00 WIB. Dirinya tak pernah menyangka longsor akan menggerus rumahnya hingga ambruk nyaris tak tersisa. “Selain rumah saya, ada juga rumah lain yang ambruk, satu toko matrial dan toko sepeda yang lebih dulu ikut terbawa longsor,” ujar Marhamah, Sabtu (11/9). Pemilik Rumah lainnya, Jaenal Abidin menambahkan, saat kejadian ia melihat langsung saat detik-detik rumahnya terbawa arus longsor. Terlebih pada saat itu, ia sendiri sedang mengontrol bersama warga lainnya. Saat ini, sebagain warga sudah ngungsi ke rumah-rumah tetangga dan soudara terdekat. Sementara Jaenal memilih tinggal sementara di rumah kontarakan bersama istri dan anaknya. “Dari kejadian pertama, saya sudah ketakutan. Namun kejadian yang kali ini, saya malah lebih takut,” ungkapnya.