METROPOLITAN.id - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor berencana melakukan evaluasi hasil pelaksanaan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang ada di wilayahnya pada Senin (25/10) besok. Rapat evaluasi rencananya akan dilaksanakan di Kantor Disdik Kota Bogor dengan melibatkan Pengawas Korwil dari setiap kecamatan yang ada di wilayah Kota Hujan. "Rencana besok Senin baru mau evaluasi dengan para pengawas," kata Kabid SD di Disdik Kota Bogor, Rudy Suryanto, Minggu (24/10). Meski demikian, menurut Rudy, khusus untuk pelaksanaan uji coba PTM di jenjang sekolah dasar, kegiatan PTM yang sudah dilaksanakan sejak Senin (18/10) berlangsung dengan aman. Karena sampai saat ini, pihaknya belum mendapatkan informasi terkait adanya kejadian luar biasa akibat pelaksanaan uji coba PTM tehadap anak-anak sekolah. "Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada laporan kejadian luar biasa terhadap anak-anak selama di sekolah," ucap dia. "Kalau hasil rapat evaluasi bagus, kita juga rencananya akan melanjutkan uji coba tahap kedua (gelombang kedua) PTM untuk tingkat SD," ujarnya. Terpisah, Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi menuturkan, rapat evaluasi hasil uji coba PTM ini dilakukan untuk menentukan apakah pelaksanaan PTM yang sudah dilaksanakan untuk tingkat SMP dan SD dapat dilanjutkan, diperluas atau sebagainya. "Dalam waktu dekat akan digelar," singkat Hanafi, Minggu (24/10). Diketahui, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor menggelar uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada jenjang SMP dan SD yang ada di wilayahnya, Oktober 2021. Untuk jenjang SMP diikuti 44 sekolah pada Senin (4/10). Sedangkan, untuk jenjang SD diikuti 36 sekolah dua minggu setelahnya, Senin (18/10). Adapun dari 36 SD yang mengikuti uji coba PTM ini merupakan perwakilan dari masing-masing kecamatan. Di mana, dalam uji coba tersebut hanya kelas 4, 5 dan 6 yang diperbolehkan melakukan PTM. Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi mengatakan, 36 SD yang uji coba PTM hari ini statusnya sangat siap, baik dari sisi prokes, murid dan tenaga pengajar sudah dilakukan vaksinasi. “PTM ini diujicobakan sementara untuk kelas 4, 5 dan 6. Siswa kelas 1, 2 dan 3 belum kami rekomendasikan. Tetapi jika kondisinya sudah memungkinkan, maka akan disesuaikan," katanya. "Kita harapkan di sekolah yang diujicobakan, ada komunikasi aktif antara sekolah dengan orangtua. Kita nanti lihat sekolah yang biasa ditunggu orangtuanya, ada yang arisan, makan-makan. Nah sekarang kan tidak boleh. Itu yang perlu kita antisipasi,” pungkas Hanafi. (rez)