Minggu, 21 Desember 2025

Bus BTS di Bogor Jadi Pilot Project se-Bodetabek, Kepala BPTJ : Mirip Transjakarta, Tapi Belum Ada Lajur Khusus

- Minggu, 31 Oktober 2021 | 14:17 WIB
Kepala BPTJ Polana B Pramesti. (Ist)
Kepala BPTJ Polana B Pramesti. (Ist)

METROPOLITAN.id - Sempat tertunda, layanan angkutan umum massal dengan konsep Bus Rapid Transit (BRT) di pastikan segera ngaspal di Kota Bogor, 2 November mendatang. Layanan yang sepakat dinamai BISKITA Trans Pakuan itu merupakan bagian dari program subsidi pemerintah pusat melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan untuk pengembangan transportasi massal di wilayah Bodetabek (Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi). Kepala BPTJ Polana B Pramesti menyebutkan bahwa program subsidi untuk pengembangan angkutan umum massal di wilayah Bodetabek telah menjadi perhatian BPTJ sejak lama. Namun baru pada 2021 program tersebut dapat direalisasikan dengan Kota Bogor sebagai pilot project. “Subsidi diberikan dalam bentuk skema Buy The Service (BTS), dimana berbagai tahapan harus dilakukan sebelum skema ini dapat diterapkan,” katanya. Ia menambahkan, Kota Bogor diputuskan sebagai penerima subsidi karena memiliki komitmen untuk pembenahan transportasi perkotaan di wilayahnya, serta mendapat dukungan dari legislatif. Tahap awal implementasi skema BTS adalah pemilihan operator layanan yang dilakukan melalui proses pelelangan. Polana menegaskan, operator yang memenangi lelang ini harus mampu menyiapkan dan menyelenggarakan layanan dengan standar pelayanan BRT dimana kemudian biaya operasionalnya dibeli/dibayar sebagai subdisi dari pemerintah pusat. Terpilih sebagai operator melalui proses tender yakni BUMD asal Kota Bogor, Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT), yang melakukan kerjasama dengan PT Kodjari Tata Angkutan dan Lorena. Polana menuturkan, standar pelayanan BRT yang harus dipenuhi operator layanan ini meliputi berbagai aspek seperti keselamatan, kenyamanan dan kemudahan pelayanan. “Sederhananya, layanan BRT ini seperti halnya layanan Transjakarta yang ada di DKI Jakarta. Hanya bedanya untuk di Kota Bogor belum memungkinkan menggunakan lajur khusus,” ujar Polana. Sejauh ini, kata dia, di wilayah Jabodetabek baru DKI Jakarta saja yang mampu menyelenggarakan layanan angkutan umum massal dengan konsep BRT yang berkelanjutan. Sementara untuk wilayah Bodetabek belum mampu menyelenggarakan karena umumnya alasan pembiayaan yang tinggi. Ia berharap dengan adanya layanan angkutan umum massal dengan konsep BRT ini akan mendorong masyarakat Kota Bogor untuk memilih menggunakan angkutan umum massal. "Sebab itu selain keharusan pemenuhan standar layanan, kami juga memberikan dukungan aplikasi digital untuk kemudahan pelayanan bagi masyarakat,” jelas Polana. Lebih lanjut ia menjelaskan, aplikasi digital dengan nama BISKITA tersebut dapat didownload melalui aplikasi playstore pada gadget yang berbasis android. Melalui aplikasi ini, dapat diakses informasi layanan terutama untuk mengetahui headway atau jarak kedatangan maupun keberangkatan bus. Selain itu layanan BISKITA juga memiliki akun media sosial tersendiri @biskita.id untuk semakin memudahkan masyarakat pengguna untuk menjangkau informasi terbaru yang dibutuhkan. Pelibatan teknologi digital juga dilakukan dengan pemasangan berbagai peralatan berbasis internet (Internet of Things) IOT seperti passenger counting, GPS Tracking dan camera surveillance pada setiap unit bus, yang berguna untuk mendukung aspek monitoring, pengawasan dan keselamatan. Menurut Polana, BISKITA merupakan akronim dari Bus Inovatif, Solusi Transportasi Perkotaan Terintegrasi dan Andal. Nama ini dipilih karena cukup mudah diingat dan diharapkan dapat mendorong rasa ikut memiliki dikalangan masyarakat. Akronim BISKITA yang kemudian dilengkapi dengan kalimat 'Integrated By BPTJ' serta tagline #PilihanCerdasBermobilitas merupakan sebutan yang mewakili keseluruhan konsep layanan BRT yang dikembangkan di Jabodetabek. Untuk Kota Bogor disepakati namanya menjadi BISKITA Trans Pakuan sebagai perwujudan kolaborasi antara pmerintah pusat (BPTJ) dan Pemkot Bogor dalam menyajikan layanan BRT untuk masyarakat Kota Bogor. Selanjutnya title BISKITA integrated by BPTJ akan tetap diusung jika program BTS BPTJ berlanjut di di wilayah lain di Bodetabek. “Tentunya dengan tetap mengakomodir hal-hal yang mewakili identitas setempat sebagai perwujudan kolaborasi pemerintah pusat dan daerah,” tuntasnya. (ryn)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X