METROPOLITAN.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat dalam waktu sepuluh bulan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya tembus mencapai 288 kasus. Jumlah itu tercatat mulai dari periode Januari hingga Oktober tahun ini. "Itu data yang dilaporkan hingga 26 Oktober 2021. Total ada 288 kasus DBD," kata Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno kepada wartawan, Minggu (31/10). Menurutnya, untuk bulan ini ada kenaikan jumlah kasus dibanding pada September lalu. Tercatat untuk Oktober ada 38 kasus sedangkan pada September hanya 23 kasus DBD. Meski begitu, kedua jumlah kasus ini pun masih terhitung lebih sedikit ketimbang April yang tembus 51 pasien DBD. Untuk itu, pihaknya mengimbau aparatur wilayah agar melakukan kewaspadaan secara dini dalam mencegah terjadinya peningkatan kasus DBD di masyarakat. Diantaranya, meningkatkan upaya PSN melalui kegiatan menguras, menutup dan menyingkirkan atau mendaur ulang barang-barang yang dapat menampung air hujan, plus mencegah gigitan nyamuk (selanjutnya disebut 3M plus) di wilayah kerjanya. Lalu, meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian vektor nyamuk Aedes Aegypti sesuai Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) denganmelaksanakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara mandiri 1 (satu) minggu sekali. Kemudian, meningkatkan surveilans kasus dan surveilan faktor resiko terhadap kejadian KLB, diantaranya melalui Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dan mengaktifkan Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Selanjutnya, mengaktifkan kembali Kelompok Kerja Operasional Penanggulangan DBD (Pokjanal DBD) pada berbagai tingkatan RT/RW, Desa/Kelurahan dan Kecamatan. Setelah itu, menggerakkan penerapan PSN pada 7 (tujuh) tatanan, meliputi tatanan pemukiman, tempat kerja, tempat pengelolaan makanan, sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat umum dan sarana olahraga. Lalu, pengasapan (fogging) menggunakan insektisida hanya mampu membunuh nyamuk dewasa saja dan dapat membahayakan kondisi kesehatan manusia, olehkarenanya tidak dilakukan secara rutin dan bukan strategi utama dalam pencegahan DBD. Kemudian, melaporkan Kasus DBD secara berjenjang dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota. Terakhir, upaya-upaya tersebut diatas dengan tetap menerapkan Prokes. "Kami himbau agar seluruh aparatur wilayah untuk terus mensosialisasikan secara massal dan berkelanjutan langkah-langkah yang sudah ditentukan," ujarnya. Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim meminta peran aktif masyarakat dalam membasmi jentik nyamuk dengan cara 3M plus. Mengingat di musim hujan saat ini potensi terjadi genangan sangat besar. "Warga harus mengontrol sudut-sudut rumah tinggal dan jangan sampai ada benda-benda yang justru dapat dijadikan sarang nyamuk berkembang biak," ingatnya. (rez)