METROPOLITAN.id - Perum Lembaga kantor berita Nasional (LKBN) Antara terus menjaga eksistensinya sebagai kantor berita sekaligus perusahaan di bawah naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berbagai cara dilakukan untuk menjaga tugas dan fungsi keduanya tetap berjalan. "Posisi unik dan sulitnya karena harus ada dua hal di Antara ini, pertama sebagai lembaga kantor pemberitaan, kedua sebagai perusahaan yang dibawah kepemimpinan BUMN," kata GM Layanan Media dan Komunikasi Perum LKBN Antara, Jaka Sugianta saat konferensi pers di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (3/10). Menurutnya, LKBN Antara masih terus menjaga marwahnya sebagai lembaga pemberitaan dengan memperhatikan secara hati-hati Antara kebutuhan negara dan kebutuhan politik. "Sebagai public relation (PR) nya negara, kami harus memposisikan dengan hati-hati. Contohnya pak Erick Thohir (Menteri BUMN) mencalonkan sebagai calon presiden, itu berbeda kepentingannya dengan beliau sebagai menteri dan sebagai pribadi. Kami akan jaga posisi," ungkapanya. Jaka menjelaskan, keberhasilan LKBN Antara menjaga eksistensinya sejak pertama kali berdiri pada 1937 tak terlepas dari konsistensi para pendiri Antara dan penerusnya. Hingga saat ini, Antara tidak boleh ikut dalam mendukung salah satu calon saat pemilihan, baik pemilihan presiden (pilpres), pemilihan legislatif (pileg), maupun pemilihan kepala daerah (pilkada). "Antara akan konsisten untuk tidak melakukan kerjasama atau membranding salah satu calon. Tidak boleh menerima kerjasama dari calon itu tegas karena supaya kita tidak bias," terang Jaka. Selain itu, Antara tidak pernah bekerjasama dengan partai politik mana pun dalam memenangkan kontestasi politik. "Terkahir, konsistensi Antara adalah tidak pernah memainkan isu sara dan pornografi," tandasnya. (gi/a/fin)