METROPOLITAN.id - Pemerintahan periode kedua Wali Kota Bogor Bima Arya masih menyisakan beberapa PR besar, diantaranya janji menyelesaikan proyek Jalan Regional Ring Road (R3) dan Masjid Agung Kota Bogor, yang hingga kini belum tuntas seluruhnya. Hal itu menjadi perhatian Komisi III DPRD Kota Bogor dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2022 dengan mitra kerja di Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Apalagi, tahun depan merupakan pintu gerbang pembangunan setelah Kota Bogor melewati kurang lebih dua tahun masa pandemi Covid-19. Hal itu diungkapkan Ketua Komisi III DPRD Kota Bogor Zaenul Mutaqin. Pihaknya meminta pembangunan strategis yang esensial, untuk dirampungkan Pemkot Bogor. Diantaranya program yang wajib diselesaikan yakni pembangunan lanjutan Jalan R3 dan pembangunan lanjutan Masjid Agung. "Ada beberapa pekerjaan Pemkot Bogor yang tak kunjung tuntas, salah satunya Jalan R3. Kami harap itu diprioritaskan, jangan sampai terlewat lagi dengan alasan apapun," katanya. Selain Jalan R3, kata dia, revitalisasi Masjid Agung juga harus rampung pada 2022. Sebab, tahun depan sudah dianggarkan dan akan memasuki pembangunan tahap akhir. "Dan ini harus selesai di tahun 2022. Buktikan kalau Pemkot Bogor serius membangun rumah ibadah yang sudah 6 tahun ini belum juga rampung juga," tandas ZM, sapaan karibnya. Pria yang juga ketua DPC PPP Kota Bogor itu juga menyoroti perihal rencana kelanjutan pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR), ditengarai mengenai lahan warga dan milik Pemkot Bogor di Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanahsareal. ZM pun meminta Pemkot Bogor aktif dalam hal sosialisasi pembangunan agar nantinya tidak ada bentrokan antar warga dan pengembang. "Jangan sampai pembangunan itu menimbulkan polemik. Jadi pemkot harus aktif mensosialisasikan kepada masyarakat," tandasnya. Sebelumnya, tersisa kurang dari dua bulan, pembangunan lanjutan revitalisasi Masjid Agung baru selesai 37 persen dan terdapat keterlambatan dari waktu yang ditargetkan. Hal itu terkuak saat Wali Kota Bogor Bima Arya melakukan peninjauan ke lokasi proyek di Jalan Dewi Sartika, Kota Bogor, Sabtu (6/11). "Hari ini saya cek, sudah 37 persen, masih di bawah target, deviasi minus 9 persen," katanya kepada wartawan, Sabtu (6/11). Menurutnya, keterlambatan itu disebabkan faktor teknis dan faktor cuara. Untuk persoalan teknis, kata dia, ada persoalan ketika membangun kolom spiral, yang menjadi kerangka berdirinya atap masjid. Diketahui, pembangunan atap dan kolom spiral menjadi fokus di tahun ini. "Saya minta ditambah petugasnya, pekerjanya dari yang sekarang. Shift-nya juga. Tapi tetap menjaga kualitas. Saya tidak mau ada keterlambatan. Jadi diusahakan kerja keras supaya tepat waktu," tandas Bima Arya. (ryn)