Senin, 22 Desember 2025

Sepekan Ngaspal di Bogor, Penumpang Biskita Trans Pakuan Diklaim Tembus 10 Ribu Orang

- Selasa, 9 November 2021 | 09:37 WIB
Situasi di dalam BISKITA Trans Pakuan saat uji coba koridor Stasiun Bogor-Ciparigi. (Foto:Fadli/Metropolitan)
Situasi di dalam BISKITA Trans Pakuan saat uji coba koridor Stasiun Bogor-Ciparigi. (Foto:Fadli/Metropolitan)

METROPOLITAN.id - Sejak mengaspal sepekan lalu di Kota Bogor, bus program Buy The Service (BTS) Biskita Trans Pakuan diklaim sudah mengangkut 10 ribu lebih penumpang, yang ngaspal di koridor 5 jurusan Stasiun Bogor-Terminal Ciparigi. Hal itu diungkapkan Direktur Angkutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Tatan Rustandi. Sejak diluncurkan 10 unit pada Selasa (2/11) lalu, Biskita Trans Pakuan disebut sudah dimanfaatkan 10.977 penumpang. Menurutnya, meski baru beroperasi di satu rute yaitu Koridor Stasiun Bogor-Ciparigi, terdapat kecenderungan jumlah penumpang semakin meningkat. Jika pada hari pertama peluncuran penumpang baru tercatat 733 orang, rata-rata penumpang per hari hingga saat ini sudah mencapai 1.830 orang. Dengan jumlah penumpang terbanyak 2.400 orang pada Sabtu (6/11). "Di koridor Stasiun Bogor-Ciparigi yang dilayani 10 unit bus ini load factor sudah mencapai 66 persen hanya dalam waktu satu pekan,” papar Tatan. Ia menambahkan, antusiasme warga Kota Bogor menjadi semangat bagi operator dan semua pihak yang terlibat untuk meningkatkan pelayanan. Di sisi lain, hasil evaluasi menunjukkan memang masih banyak yang harus diperbaiki. Meskipun diklaim satu pekan uji coba berlangsung baik baik sarana, prasarana maupun operasional. “Memang tidak mungkin sebuah layanan publik yang baru operasional, langsung berfungsi maksimal tanpa kekurangan. Itulah perlunya uji coba sehingga dapat dilakukan evaluasi dan perbaikan,” jelasnya. Menurutnya, masih ada beberapa kekurangan yang ditemui pada aspek sarana. Misalnya belum ada tanda informasi larangan makan minum di dalam bus, belum terdapat hand sanitizer, ataupun adanya unit armada yang AC-nya kurang dingin. Lalu, terkait prasarana dan hambatan operasional, misalnya kondisi halte belum steril, masih kurangnya rambu stop dan dukungan pengaturan lalu lintas sepanjang koridor. Dari kegiatan evaluasi, Senin (8/11) lalu, Tatan mengakui semua stakeholder mengetahui dan menyepakai hal-hal yang harus diperbaiki. "Misalnya, Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) Kota Bogor sebagai operator menyanggupi untuk memperbaiki aspek layanan sarana. Sementara Dishub Kota Bogor juga terus akan meningkatkan dukungan terkait aspek prasarana dan pengamanan lalu lintas koridor," papar Tatan. Pihaknya berharap Kota Bogor dapat merealisasikan program subsidi pemerintah pusat untuk pengembangan angkutan perkotaan dengan skema BTS. Diharapkan, sebulan ke depan pihak operator mampu memenuhi realisasi keseluruhan layanan sebanyak 4 koridor. "Adapun koridor yang belum operasional adalah Terminal Bubulak-Cidangiang, Terminal Bubulak-Ciawi dan Terminal Parung Banteng-Air Mancur," tutup Tatan. (ryn)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X