Senin, 22 Desember 2025

Ingin Bangun Jalan di Kawasan Stasiun Batutulis, Pemkot Bogor Surati BPTJ dan Ngarep Anggaran Pusat

- Senin, 20 Desember 2021 | 15:15 WIB
Kondisi jalan di kawasan Stasiun Batutulis, Kota Bogor, pasca dilakukan penataan untuk pembangunan rel ganda atau double track Bogor-Sukabumi. (Foto:Fadli/Metropolitan)
Kondisi jalan di kawasan Stasiun Batutulis, Kota Bogor, pasca dilakukan penataan untuk pembangunan rel ganda atau double track Bogor-Sukabumi. (Foto:Fadli/Metropolitan)

METROPOLITAN.id - Pembangunan rel ganda atau double track Bogor-Sukabumi tidak hanya berdampak pada ribuan warga yang bertahun-tahun tinggal di lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). Tapi juga berimbas pada perubahan total kawasan Stasiun Batutulis, Kota Bogor. Salah satunya rencana pembangunan jalan penghubung dari Jalan Batutulis (Istana Batutulis) menuju Stasiun Batutulis hingga kawasan Cipaku-Pamoyanan dan sekitarnya. Teranyar, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sudah berkirim surat kepada Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sebagai pengelola transportasi se-Jabodetabek, terkait proses integrasi Batutulis dengan kawasan Transit Oriented Development (TOD) dan sekitarnya. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Rudi Mashudi. "Kita sudah berkirim surat ke BPTJ untuk proses integrasi Batutulis dengan kawasan TOD dan sekitarnya. Itu pertama," katanya kepada Metropolitan.id, Senin (20/12). "Kedua, sedang disinergikan dengan penyusunan detail tata ruang Bogor Selatan yang sedang disusun oleh (dinas) PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, red)," imbuhnya. Ia menambahkan, ada harapan dari Pemkot Bogor agar pembangunan jalan tersebut bisa dibiayai pemerintah pusat karena proyek rel ganda masuk dalam program strategis nasional. "Rencananya (jalan) ramp. Jembatan saja, dari atas (Jalan Batutulis, red) ke bawah," tukas Rudi. Disinggung soal luasan yang dibutuhkan, ia mengaku hal itu masih dilakukan desain teknis. Sedangkan lahan, kata Rudi, sudah merupakan lahan dari PT KAI. "Luasan yang dibutuhkan belum. Masih didesain teknis. Kalau lahan itu sudah milik PT KAI. Jadi area Batutulis itu sudah milik PT KAI. Tinggal nanti anggaran fisiknya kita berharap oleh pemerintah pusat. Ramp itu," jelasnya. Sebelumnya, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim menegaskan, ada hal-hal yang perlu didukung dalam penataan kawasan sekitaran Stasiun Batutulis. Seperti pembangunan ramp yang menghubungkan jalan depan Istana Batutulis hingga jalan ke arah Cipaku-Pamoyanan. Menurutnya, saat rel ganda rampung dan kereta api beroperasi kembali, otomatis ada peningkatan volume kereta api yang melintas dari Stasiun Bogor maupun dari arah Sukabumi. Untuk itu, tidak mungkin ada perlintasan sebidang lagi. "Kita kembangkan area Batutulis ini menjadi TOD (Transit Oriented Development, red). Dan Insya Allah selain menjadi TOD, Perwali-nya akan keluar. Untuk itu Dirjen Perkeretaapian dan PT KAI akan bersinergi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk mengembangkan Batutulis sebagai salah satu tujuan atau tempat berangkatnya penumpang dari Bogor sampai dengan Yogyakarta di kemudian hari," paparnya. Mantan direktur KPK itu juga berharap, setelah pembangunan rel ganda rampung, maka penataan harus dilakukan. Terutama untuk menambah fasilitas pelayanan lainnya seperti TOD dan park and ride. "Stasiun Batutulis ini ini memiliki nilai historis yang tinggi. Persis mungkin jaraknya 20 meter dari Stasiun Batutulis adalah Istana Batutulis. Ini merupakan istana yang dulunya pernah juga Bung Karno tinggal tahun 1958 sampai dengan tahun 1965. Jadi selain di Istana Bogor, Bung Karno juga pernah tinggal di Istana Batutulis," pungkasnya. (ryn)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X