METROPOLITAN.id - Sempat didemo para sopir yang meminta kepastian soal gaji beberapa hari lalu, Biskita Transpakuan kembali jadi buah bibir. Kali ini, keretakan disinyalir terjadi dalam tubuh pengelolaan operasional bus dari program Buy The Service (BTS) besutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) itu. PT Lorena, yang tergabung dalam konsorsium Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) rupanya memilih keluar dari kebersamaan mengelola Biskita Transpakuan bersama PDJT dan Kodjari. "Betul, rencana dalam waktu dekat," kata Managing Director PT Lorena, Rianta Soerbakti saat dihubungi Metropolitan.id, Jumat (4/3) pagi. Ia menambahkan, rencana keluar dari pengelolaan Biskita Transpakuan hanya tinggal menunggu persoalan administrasi. "Dalam waktu dekat lah. Tinggal menunggu administrasi saja," imbuhnya. Pihaknya memutuskan untuk keluar dari pengelolaan Biskita Transpakuan yang ngaspal pertama kali November 2021 lalu itu lantaran merasa sudah tidak sejalan dengan pihak-pihak yang ada di dalam manajemen operasional. Rianta juga tidak menampik hal tersebut terjadi seiring berjalannya waktu. Menurutnya, ada hal-hal yang berubah sejak kesepakatan awal. Sehingga pihaknya memutuskan untuk tidak lagi jalan bareng dalam konsorsium. Salah satu alasannya, ia menyebut ada perbedaan gaya dalam manajemen sebagai operator. "Beda style dalam manajemen sebagai operator saja. Dengan pengalaman Lorena yang lebih dari 50 tahun, ditambah status kami sebagai perusahaan Tbk. Ya sekarang ada perubahan lah sejak pertama kali waktu itu memutuskan untuk jalan bareng," jelas Rianta. Meskipun memutuskan tidak lagi kerja bareng, kata dia, tidak ada kompensasi yang diterima ataupun sanksi yang diterima oleh pihaknya. "Nggak ada," katanya. Di sisi lain, pihaknya mengaku tetap mendoakan yang terbaik agar Biskita Transpakuan bisa tetap maju dan berkembang. "Kami doakan yang terbaik untuk Biskita Transpakuan," imbuhnya. (ryn)