METROPOLITAN.id - Beberapa hari jelang bulan suci Ramadan, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan bahwa ada beberapa komoditi kebutuhan masyarakat yang terus dimonitor oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Yakni ketersediaan dan harga dari daging sapi serta minyak goreng. Apalagi dalam beberapa waktu terakhir, ia mengakui banyak mendapat keluhan dari masyarakat terkait ketersediaan dan harga dari komoditi daging sapi serta minyak goreng (migor) "Ya itu lah. Memang kita terus monitor di masyarakat dan ada beberapa keluhan di masyarakat. Terutama terkait dua hal, yakni daging sapi dan minyak goreng," katanya kepada Metropolitan.id, Selasa (29/3). Namun menurutnya, untuk persoalan minyak goreng yang sempat langka dan kini dihadapkan dengan harga yang tinggi, masyarakat sudah mulai menyesuaikan. Terkait menyesuaikan kebutuhan dengan kondisi harga yang melonjak. "Tapi untuk daging, saya sempat terakhir mengecek di Pasar Bogor, memang untuk warga yang konsumsi diluar daging khas, daging tertentu, masyarakat lebih banyak konsumsi tetelan, nah tetelan itu harganya masih stabil," jelasnya. Yang pasti, kata dia, tugas Pemkot Bogor yakni untuk memastikan ketersediaan kebutuhan yang cukup, dengan harga yang tidak melonjak tajam. "Kita harapkan tentu kedepan (yang penting) ketersediaannya dulu, cukup dan harganya nggak lonjak tajam," tegas Dedie. Ia pun meminta dinas terkait seperti Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) serta Dinas Koperasi UKM Perdagangan Perindustrian (Diskop-UKM Dagin) untuk mengawasi dan mencari solusi saat ada persoalan ketersediaan serta harga komoditi daging. "Di RPH kita juga sekarang ada lonjakan harga karena permintaan meningkat. Sedangkan pemotongan itu kan stabil, jadi belum ditingkatkan karena belum masuk Ramadan," tandas Dedie. "Dengan kondisi ada kemungkinan permintaan yang naik, maka saya minta DKPK untuk cari solusi," imbuhnya. Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto meminta pemerintah untuk mengantisipasi kenaikan harga daging di pasar-pasar di Kota Bogor. Di mana kenaikan harga sempat menyentuh angka Rp135 ribu, dari sebelumnya Rp115 ribu hingga Rp125 ribu. “Kenaikan harga ini harus dibarengi dengan kepastian stok pangan. Keamanan stok daging bisa jadi langkah menahan kenaikan harga. Informasi dari Perumda Pasar, stok masih aman dan kita berharap kondisi ini terus dijaga,” katanya. Ia berpendapat, ketersediaan stok daging bisa diusahakan oleh Pemkot melalui beberapa langkah. Pertama, memastikan sumber pemasok sapi potong di RPH Bubulak lancar. Kedua, memastikan kelancaran pasokan daging dari distributor daging ke pasar-pasar Kota Bogor. Terakhir, Atang meminta pemerintah untuk proaktif dan punya solusi serta tidak menunggu momentum kenaikan harga. Terlebih beberapa hari lagi masuk bulan ramadan. Ia berharap pemerintah hadir untuk membantu kesusahan warga. “Jangan sampai kasus kenaikan dan kelangkaan minyak goreng terjadi lagi. Kemarin harga kedelai juga turut naik yang berakibat pada produsen tahu dan tempe. Kasihan masyarakat, ekonomi sulit ditambah lebih sulit dengan kenaikan harga-harga pangan pokok. Harus diamankan stoknya. Terlebih menjelang ramadan dan lebaran," pungkasnya. (ryn)